Membuka bank di swedia bisa jadi hal memusingkan atau mengasyikan. Tergantung bagaimana menyikapinya. Cukup berbeda dari tahun – tahun sebelumnya, KTH biasanya memberikan beberapa alternatif bank berikut rincian service dan biayanya untuk mahasiswa internasional-nya, namun entah mengapa tahun ini ada hanya single alternatif, SEB.
Awalnya aku mencoba mengikuti saran kampus, membuka account di bank ini. Pilihan ini sendiri kuambil karena fasilitas setor tunai ke ATM bank ini yang sangat menarik: kita bisa tarik tunai dari kartu atm bank indonesia dan lalu langsung setor ke mesin atm-nya, jadi tidak perlu ke kantor cabang untuk menyetor cash. Di brosur yang diberikan pada international student, SEB memberikan 2 mode service:
1. Tanpa personnummber
- Personal Bank Account
- Maestro card (15 SEK / bulan)
2. Dengan personummber
- Personal Bank Account
- Maestro card (15 SEK / bulan)
- Payment service with enveloper (180 SEK / year) --> kirim envelope khusus dari bank, berisi tagihan yang dibayar ke cabang SEB, nanti SEB yang akan mendebet dari account kita (#$%^*@!!!!!)
- Automated telephone banking service in English
- Saving Account (ini harusnya wajib, lha ngapain bukak bank klo ga bisa nyimpen duit?)
Sehingga kalau kebutuhan untuk membuka bank sudah mendesak, mahasiswa international tidak perlu menunggu personnumber untuk membuka SEB account. Well cukup menarik, tapi aku memutuskan untuk menunggu personnumber karena kebutuhan untuk layanan lain, salah satunya internet banking. Namun, seperti yang bisa dibaca, tidak ada fasilitas internet banking dituliskan untuk aplikasi dengan personnumber sekalipun, tapi menurut informasi dari kawan - kawan, bank ini juga kadang mau memberi fasilitas internet banking. Nah fasilitas ini diberikan tergantung dari hoki. Kenapa hoki? Karena ini tergantung pula dari 2 faktor, officer yang melayani, dan kita sendiri. Artinya, beda orang dan beda officer, bisa jadi dapat hasil berbeda: dapat internet banking atau tidak dapat sama sekali.
Dan, benar – benar maknyus untukku, karena tampaknya hoki belum terlalu memihak padaku. Datang siang itu ke cabang di dekat kampus dan langsung dilayani oleh officer nya -tidak ada antrian, yang awal mulanya kupikir keberuntungan- dan berkata "Hej hej, i want to open bank account". Dan officer bertanya, “oke, where are you come from?”, kujawab “Indonesia” lalu, “oke, here are the service that we can offer to you” dan tidak ada internet banking. What?? Yep, dengan alasan internet banking SEB menggunakan bahasa swedia dan aku tidak bisa (belum) berbahasa swedia, aku dinilai oleh officernya tidak layak mendapat akses internet banking (?!?). Tidak berhenti sampai disitu, officer ini juga memintaku untuk menelpon nomor officer lain (mungkin supervisor-nya), singkat kata untuk meminta ijin membuka account di cabang tersebut. Dan aku baru bisa membuka account apabila sudah diijinkan oleh orang sakti ini. i said, whaaaaaat...?!?!?!?!
Hampir kuputuskan untuk berdebat saja, karena baru beberapa minggu lalu kawan yang juga apply pada bank yang sama dan cabang yang sama mendapat fasilitas internet banking ini tanpa banyak mencla-mencle, plus dilayani oleh officer cakep pula. oke, skip that last one, the question is: mengapa kebijakan bisa tidak sama untuk setiap orang? Apakah ada faktor rasis disini atau at least subjektifitas personal?! Tapi lalu aku teringat, di brosur yang ditulis SEB memang tidak ada internet banking, jadi secara aturan memang sudah seperti itu, dalam arti kata kembali ke laptop : tergantung hoki. Solusi sementaraku saat itu adalah pulang, makan siang, dinginkan kepala, mencoba lain waktu, cari officer lain, atau branch lain.
Namun karena kebutuhan membuka bank sudah sangat mepet: membayar tagihan kamar setiap bulan dan juga sebagai account cadangan untuk akses finansial karena hingga saat itu aku masih tergantung dengan kartu atm bank Indonesia, dan ditambah dag dig dug karena seorang kawan baru saja kehilangan dompet beberapa saat lalu yang didalamnya berisi semua akses finansialnya untuk hidup di swedia -_-, akhirnya aku menjajaki kemungkinan membuka account di bank lain, sekiranya strategi "coba lagi" diatas tidak berhasil.
Singkat kata, melihat faktor keberungungan yang tak pasti ini, aku lalu langsung membuka file - file informasi yang sudah dikumpulkan beberapa saat lalu sejak masa persiapan keberangkatan sebagai bahan pertimbangan pilihan lain, seperti nordea, swedbank, hadelsbanken, dan mencoba men-compare nya dengan SEB (tapi hingga saat ini tidak ada informasi tentang swedbank):
- private account
- Visa Electron card
- Internet banking
- Mas tro card
- Internet banking
- ID card
Aku juga sempat mendiskusikan hal ini di milist PPI Swedia, berikut masukan dari rekan- rekan:
Adit:
Yang ada visa electronnya aja. Biar bisa beli tiket ryan air.
Maestro mandul ga bisa buat beli tiket online.
Atau Bang Ricky:
Kemaren baru kirim uang ke belanda dan indo lewat internet banking dari swedbank. Biaya akan dikenakan oleh si pengirim dan si penerima. Ane hanya bisa memberi tau biaya dikenakan kepada ane yaitu:
-untuk transfer ke belanda 10 SEK
-untuk transfer ke indo 50 SEK
Dan memang akhirnya aku tidak pernah mencoba lagi apply ke SEB. Tidak saja karena seorang kawan juga baru saja sharing “kesusesan”nya membuka account di Nordea, tidak lama berselang Vira, seorang rekan PPI swedia juga menyarankan untuk membuka account di bank yang sama karena selain jaringan yang lebih luas (tidak hanya di swedia), dan juga karena memang bank ini lebih terkenal sebagai bank-nya orang swedia =) Vira juga memberikan saran sebaiknya membuka di cabang yang lebih besar dengan pertimbangan, officer-nya sudah terbiasa melayani mahasiswa internasional dan officer di cabang yang besar kemungkinan besar terlalu sibuk mengurusi apakah calon nasabah bisa berbahasa swedia atau tidak :p
Awalnya memang ada alasan lain yang membuatku cukup berat memutuskan untuk membuka account bank di ini, dari obrolan dari seorang kawan, menggunakan internet banking nordea cukup merepotkan, security token-nya harus diinstal dan di plug ke komputer sehingga sulit untuk digunakan ketika mengakses internet banking dari komputer lain. Namun ternyata tidak demikian, satu – satunya hal yang aneh (baca: berbeda) dengan security token-nya hanyalah, kita diminta memasukan kartu atm ke device token tersebut, dan ada 2 kali autentifikasi saat melakukan transaksi, yang menurutku bukan merepotkan namun justru menambah faktor keamanan pada layanan, karena kalau terjadi sesuatu yang tidak diharapkan, at least dibutuhkan 3 hal untuk mengakses rekening: kartu atm, token device dan pin.
Jadilah hari itu, aku bersama Eric yang juga belum membuka bank account langsung meluncur ke cabang yang tak jauh dari kampus kami. Dan membuka account tidak begitu sulit, cukup bawa passpor dan admission letter dari universitas, ambil nomor antrian dan menunggu sekitar 1 jam, akhirnya aku dipanggil dan hanya cukup mengisi formulir di tempat, masukan personnumber, dan tanpa banyak basa – basi, mbak – mbak officer-nya langsung memberikan starter pack berisi informasi awal dan security token device, dan pastinya tidak ada pertanyaan bisa bahasa swedia atau tidak. Dan saat membuka account itu aku pun bergegas menanyakan 2 pertanyaan penting, mengingat antrian dibelakang sudah mengular :
- Apakah menyetor cash ke cabang nordea dikenai biaya?
(just in case, who know what you dont' know? dan sebelumnya sempat bingung karena seorang kawan yang sudah membuka account di bank ini berkata menyetor cash ke cabang di kenai biaya, what..??)
Dan jawaban nya adalah: ya ga lah..aya-aya wae
(just in case, who know what you dont' know? dan sebelumnya sempat bingung karena seorang kawan yang sudah membuka account di bank ini berkata menyetor cash ke cabang di kenai biaya, what..??)
Dan jawaban nya adalah: ya ga lah..aya-aya wae
- Apakah mentransfer uang ke nordea dikenai biaya?
Jawaban: Tidak, biaya ditarik bank pengirim.
Ini mengcounter konfirmasi petugas bank di indo sewaktu aku mentransfer biaya booking kamar tempo hari, bahwa biaya transfer ditentukan oleh bank penerima, well..ternyata ga, just another important lesson: informasi dari pihak terpercaya pun bisa salah!
Jawaban: Tidak, biaya ditarik bank pengirim.
Ini mengcounter konfirmasi petugas bank di indo sewaktu aku mentransfer biaya booking kamar tempo hari, bahwa biaya transfer ditentukan oleh bank penerima, well..ternyata ga, just another important lesson: informasi dari pihak terpercaya pun bisa salah!
Dan tadaaa.. account ku sudah dibuka, berikut fasilitas kartu visa electron, internet banking dan berikut IBAN number untuk transfer international (maknyus!!). Lalu 2 minggu setelahnya kartu atm, pin atm dan pin token internet banking dikirimkan ke mail box ku. So, finally I am with my sweden bank account! anybody want to transfer to me? =)
0Awesome Comments!