Aku ingin mampu menangis. tapi ketika tangis tak layak untuk menghapus duka, pun menghilangkan sedikit kenangan mu, maka yang dapat kulakukan adalah diam dalam kesendirian. Aku tak mengerti semua ini. Mungkin karena memang kita diciptakan untuk selalu mencoba memahami. Tentang hidup dan kehidupan, atau tentang waktu yang terus berputar bersama alam.
Tak selamanya yang terlihat adalah apa yang harus dirasakan. Kadang kita harus melihat sedikit lebih jauh atau dekat. Ketika kejujuran yang paling dalam adalah kebohongan itu sendiri, maka yang ingin kulakukan adalah hanyut dalam kesunyianku. Mungkin keheningan yang pernah kau tunjukan padaku membuatku terpana. Sehingga aku begitu tak bisa melupakan semua yang terjadi tentangnya.
Dalam kesendirian dan kesunyianku pun tak dapat kumerasakan saat seperti itu lagi. Padahal hanya itulah tempatku bersembuyi dari bayangan mu. Ah, ingin rasanya ku membunuhmu saja, hingga tak ada lagi yang menyakitimu atau memilikimu. Tapi, seperti nya aku hanya ingin kamu ada untuk lalu pergi. Karena tak mungkin bisa kumenggapaimu. Karena itulah aku masih disini, selalu mencoba berdiri untuk lalu berlari dijalanku. Walau selalu kudapati diriku masih berlutut di sini, mencoba bertahan entah dari apa.
Musuh terbesarku adalah diriku sendiri. Ia hasil konspirasi ego dan sombong yang selalu iri dengan rasa rendah hati. Atau rasa marah akan rasa sakit yang pernah kurasakan. Tapi kita hidup untuk menantang itu semua. Setidaknya itulah yang kuyakini saat ini.
Aku benci dengan hidup yang tak bisa kugapai, karena ia begitu jauh dari rentangan tangan lemah ku. Sebaliknya aku begitu jatuh cinta dengan keterpanaan atas apa yang telah kulalui, dan betapa aku tergila - gila dengan itu semua. Jiwaku masih melayang - layang entah kemana. Hatiku? bukankah sudah kau bawa pergi? Mengapa pertanyaan yang sama selalu berulang? Hm, mungkin ia ingin juga menyerupai rentetan peristiwa yang terkadang menjadi de javu.
Ah, bagaimana bisa kutemui dia? dimanakah ia sekarang? mengapa kamu masih terdiam disana? Hei, si gila mungkin adalah satu - satu nya yang paling waras dari semuanya. Entah mana yang benar, yang pasti semua begitu absurd dan tak menentu. Aku hilang. Saat ku coba berjalan entah kemana, mencoba merasakan kebingungan ketika persimpangan - persimpangan hidup menghadang dihadapanku.
Tapi selalu ada yang mengikutiku."Jangan!!", begitulah yang selalu kukatakan padanya dari kejauhan. Karena tak pernah ia bisa untuk ku dekati. Namun ku takutkan ketika gemuruh didepan menjadi badai yang begitu dingin, atau keramaian disini menjadi kesunyian datang menghampiri. Karena ia memberiku mimpi yang lain, yang akan hancur seiring datangnya realita. Hanya bayangan. tapi ku tau ia mampu hancurkan ku atau membuatku berlari sekencang - kencangnya menantang hidup di depan. Ia adalah semua kenangan akan kamu.
Al - Kahfi
0Awesome Comments!