Laili Aidi, A – 062 – Kabut Fajar **
Leave nothing but carefully placed footprints.
Kill nothing but time.
Selasa, 14 Maret 2006
Kami memulai kegatan pukul 6 pagi, langsung olah raga pagi di pimpin oleh Andi. Setelah sarapan, berangkat untuk kuliah lapangan sesuai dengan tim yang dibentuk tadi malam. Aku tak membawa sepatu lapangan, dan tampaknya memakai sandal jepit bukan ide yang bagus, jadi kuputuskan untuk memakai boot saja.
Setelah melihat peta topografi UTM-AMS daerah Pundong yang dibagikan pada kami sewaktu materi Topografi Karst dan berbekal teori Kartologi Karst lalu, kami memperkirakan terdapat beberapa daerah yang dicurigai sebagai mulut gua. Gua pertama yang kami temui adalah Gua Banyu Semuluh, dilanjutkan dengan Gua Gremeng, dan terakhir Gua Cokro. Kuliah lapangan ini tidak saja untuk pengenalan gua yang akan kami eksplorasi esok, tapi juga untuk belajar melakukan identifikasi dan analisa topografi karst.
Istirahat sejenak di depan entrance gua Banyu Semuluh yang merupakan aliran sungai keluar
Ini entrance Gua Gremeng yang merupakan pintu aliran masuk sungai yang akan keluar di entrance Gua Banyu Semuluh
Setelah Ishoma, kami dibagi menjadi beberapa tim lagi untuk melanjutkan pendalaman materi Cave Rescue. Aku bersama Adi, sindra, ook, iben, codot, wisnu, fikri. Waktu itu sindra dan ook bersedia menjadi Victim atau korban. Peserta dari luar kota jogja mendapat kesempatan untuk mencoba Hauling dan Lowering, serta kombinasinya. Waktu itu instruktur kami langsung dengan Mas Imam, ketua ASC dan Merry. Mas didi, Uci, Mas Thomas dan Anggit sempat berkeliling dan mengunjungi area simulasi kami.
Malam hari nya, kami evaluasi kegiatan pada hari tersebut, review materi Cave Rescue dan tanya jawab mengenai situasi dan hal – hal lain yang belum dimengerti. Kami lalu lanjutkan dengan membagi tim untuk eksplorasi esok hari. Hal ini dilakukan untuk mengatasi kekurangan SRT Set dan sekaligus memaksimalkan proses belajar di lapangan. aku bersama dengan Ook dan Tumini dari Kalimantan, Chandra, Maman, Rani, dan Wisnu dan didampingi Uda Yusra. Total dari 4 tim yang ada ini dibagi kedalam dalam 2 trip : Tim A dan Tim B melakukan eksplorasi gua horizontal dilanjutkan vertikal, sedangkan Tim C dan Tim D melakukan eksplorasi gua vertikal dilanjutkan horizontal..fiuhh.. Sebelum tidur, kami lakukan pengecekan alat, packing SRT dan perlengkapan eksplorasi lain nya.
Mulai saat ini, jelas sekali terasa suasana was – was sekaligus exited atas apa yang akan terjadi esok. Ya, besok kami akan aplikasikan semua yang kami pelajari di hari sebelumnya. Beberapa kawa – kawan peserta lain memang sudah lebih dulu berkesempatan mempelajari materi yang diberikan dalan pendidikan ini, dan mengikut pendidikan kali ini mungkin untuk lebih mendalami atau membina relasi dengan sesama penggiat penelusuran gua. Sedangkan bagiku, sebagian besar teori yang kudapat adalah hal baru dan sangat penting sebagai bekal untuk memulai rencana didepan, bahkan beberapa kawan yang lain sama sekali belum pernah berkegiatan caving atau melakukan SRT. Tapi, seperti apapun latar belakang kami, agenda yang akan di esok tetaplah menantang dan memompa andrenalin.
Rabu, 15 Maret 2006
Kami dibangunkan pagi itu oleh Merry, yang tak seperti biasa sambil senyum – senyum sambil meneriakan : “Hayoo..ntr ga jadi eksplore lhoo..”. Maklum, tadi malam kami istirahat sudah sangat larut sekali. Kami lanjutkan olah raga pagi dan sarapan dan sekitar pukul 8, kami telah siap untuk memulai eksplorasi. Tak lupa berfoto dulu dengan perlengkapan dan coverall masing – masing. Tujuan pertama dari Tim kami adalah Luweng Cokro. Ini adalah salah satu mulut gua yang sempat kami identifikasi kemarin, dan sesuai namanya -dalam bahasa jawa- berarti Intermediete dan Deviasi. Rigging Man waktu itu Uci yang sudah menunggu di bawah, Muncrot, dan Umbu. Tim C di dampingi Mas Sidiq, sedangkan Tim kami, Tim D didampingi Uda Yusra dan Wida.
Hari ini berbeda dari sebelumnya, aku meminjam dan belajar menggunakan SLR Camera nya Wida, Nikon FM-10 sekaligus untuk belajar Cave Photography nanti. Waktu itu, Mas Abe juga ikut turun untuk membimbing Cave Photography ini. Tim C berkesempatan turun terlebih dahulu, yang merupakan kesempatan bagiku untuk melakukan observasi, maklum grogi cing...saat itu aku baru 2 kali menelusuri gua vertikal, Goa Sentot di Jambi dan Luweng Jomlang di Jatis Wetan, Gunung Sewu. Tim D mendapat giliran, dan kuputuskan untuk tidak lebih lama lagi menyiksa diri dengan semburan andrenalin alam darahku, jadi aku ajukan diri untuk memulai turun dengan lintasan deviasi.
Seluruh seluruh tim selesai melakukan descending hingga jam 12 lewat. Kami lalu mengeksplorasi keseluruhan lorong gua ini dan melakukan sesi foto – foto. Yang paling mengasikan adalah ketika belajar dengan mas Abe di chamber kedua dalam perut Luweng Cokro ini. Setelah puas melakukan eksplorasi, aku lalu kembali keatas dan melakukan ascending pada lintasan intermediete. Pak Johan yang melakukan ascending sebelumnya sempat mengalami blocking di lintasan, sehingga harus di rescue oleh panitia. Kami, Tim C dan Tim D setiba diatas langsung makan siang dengan menu ayam goreng dan entrance Gua Tlogo, bergantian dengan Tim A dan Tim B yang sebelumnya dari gua ini.
Gua Tlogo tidak sempat kami observasi kemarin dan merupakan mulut gua horizontal. Disini, kami akan belajar melakukan pemetaan gua dan sudah menunggu Mas Imam, Petra, Anggit dan Atun yang akan menjadi pendamping kami. Untuk memaksimalkan kegiatan, Tim C dan Tim D lalu dibagi lagi menjadi 4 Tim kecil. Tim D1 : Sindra, Adek, Chandra yang didampingi Mas Imam dan Tim D2 : Ook, Tumini, Maman dan Rian didampingi Petra dan atun. Tim D2 melakukan pemataan tipe Top to Bottom sendangkan Tim D1 Bottom to Top.
Saat itu cukup lucu bagiku, karena walaupun berada dalam kondisi sunyi sepi dan suasana gelap total abadi, tapi terasa suasana didalam gua ini begitu ramai, dan kami semua juga sempat bertemu di pertengahan gua dengan kesibukan masing – masing..hahaha Ketika melewati lorong yang sangat sempit dan harus merayap, kami bergantian menungggu tim lain selesai memetakan rute tersebut dahulu, baru kemudian melanjutkan kegiatan pemetaan kami. Saat itu, Sindra sebagai Tim leader kami, dan aku bertugas mencatat perhitungan dan menggambar sketsa. Kami selesai melakukan pemetaan saat menjelang sore dan langsung beranjak pulang.
Aku lalu pergi mandi bersama Atun dan Kak Saras di entrance gua Bayu Semuluh, yang walaupun airnya keruh tapi cukup untuk menghilangkan lumpur saat melakukan eksplorasi seharian tadi. Sore itu, kami isi dengan memindahkan seluruh data perhitungan tadi menjadi sebuah peta gua. Dan ternyata cukup sulit juga terutama menyangkut ketelitian dan diiringi mati lampu pula, kami menyalakan headlamp masing – masing dan beberapa lilin untuk melanjutkan menyelesaikan peta itu, saat itu total kami mencoba 3 kali sebelum akhirnya menghasilkan sebuah peta gua, grad 3. Setelah di cross check dengan 7 tim lain, tampaknya tak ada yang menghasilkan peta yang sama.. hahaha…
Malam nya setelah evaluasi, panitia menunjukan sebuah video kegiatan cave rescue yang terjadi setahun lalu dengan meminjam TV pak RT. Video itu merekam rangkaian kegiatan evakuasi seorang wanita korban bunuh diri yang melompat ke dalam gua vertikal, menurut cerita kerena stress terlilit hutang. Entah mengapa, saat itu sering sekali terdengar berita korban bunuh diri, mulai dari anak hingga dewasa dengan berbagai alasan, dan sebagian besar adalah satu : lilitan kemiskinan. Ketika melihat video itu, kawan – kawan berkata “kok sepertinya kenal dengan gua nya?” Lalu dengan santai nya dijawab, “iya, itu gua yang kalian eksplorasi tadi, Luweng Cokro.” Untunglah jauh hari sebelumnya, aku sudah mendengar hal ini, sehingga tak terlalu kaget, hanya saja aku tak begitu tau posisi pastinya. Tapi melihat video ini secara langsung dan di tempat yang tak begitu jauh dari lokasi kejadian, memang cukup membuat merinding juga..Walahuallam
Kamis, 16 Maret 2006
Pagi ini tak seperti biasanya, tidak ada olah raga pagi tapi langsung sarapan, maklum ini hari terakhir. Suasana saat itu sangat santai dan akrab, kami semua lega karena the hard part sudah terlewati. Setelah selesai sarapan, panitia dan peserta langsung packing peralatan. Setelah selesai, sambil menunggu mobil penjemput datang, kami sempat berfoto bersama dulu di depan Aula Desa Mbilimbing yang menjadi base camp kami itu.
Tak lama, mobil pun datang. Berbeda dengan mobil waktu itu, saat ini mobil truk lah yang akan menjemput dan mengantarkan kami kembali ke jogja, yang menurut ku jauh lebih representatif secara kenyamanan dan kapasitas dibandinkan mobil box tempo hari...hahaha.. Kami tiba di Jogja menjelang sore, lalu langsung diturunkan di depan sekretariat ASC. Aku sempat bebersih dan langsung ke tempat bebek di kaliurang. Setelah Magrib, kami meminjam motor, kami langsung menuju sekretariat ASC lagi. Saat itu, kawan – kawan yang tinggal di jogja berencana mengajak makan malam bareng di lesehan dan nongkrong di sekitar Malioboro. Walaupun tidak membawa tripod, aku gunakan kesempatan itu untuk hunting dan foto – foto bersama kawan – kawan dengan SLR Canon AE-1 itu.
Setelah malam, kawan – kawan yang lain langsung balik ke sekretariat ASC lagi, sedangkan aku ke sekretariat MAPAGAMA dulu untuk mengembalikan helm milik Sanni yang aku pinjam untuk eksplorasi sekalian pamitan. Aku ingat, helm itu penuh dengan stiker putih yang bertuliskan nama – nama gua yang sudah ditelusuri Almarhum Sanni dengan menggunakan helm itu. Waktu itu, aku menumpang menginap di kos bebek di kaliurang.
Jumat, 17 Maret 2006
Setelah sarapan dan packing perlengkapan, aku pamitan dan langsung menuju stasiun untuk ke Bandung dengan kereta jam 11 siang. Aku tiba di Bandung hampir menjelang magrib dan langsung ke sekretariat ASTACALA. Setelah istirahat dan mengobrol sebentar dengan kawan – kawan di sekret, aku bongkar packing-an dan langsung ke kos -sagita house- untuk bebersih dan istirahat.
Alhamdullilah, akhirnya selesai juga kegiatan ini seperti yang kurencanakan jauh hari sebelumnya. Terima kasih untuk kawan - kawan eksplorer ku yang mau meluangkan waktu untuk berbagi ilmu bersama. Uhm, Tapi sepertinya lorong ini panjang. Masih banyak yang perlu utk dipelajari karena semakin banyak kita tau, semakin banyak pulalah yang tidak kita ketahui. Pun, Masih banyak juga hal yang perlu digapai setelah ini, bagaimanapun juga ini hanya bagian kecil dari angan yang lebih besar, Ekspedisi Divisi Caving ASTACALA.
*Keseluruhan data dalam tulisan diatas adalah bagian dari catatan perjalanan selama rangkaian perjalanan dalam Diklat 11 Acintyacunyata Speleological Club di Jogja, 8 – 17 Maret 2006, dan ditulis ulang pada 20 Mei 2009.
** Anggota ASTACALA, Mahasiswa Pecinta Alam ITTTELKOM
Terakhir diubah pada 23 Maret 2010