Catatan Perjalanan Diklat Speleo Acintyacunyata Speleological Club 2006 [2]*


Laili Aidi, A – 062 – Kabut Fajar **
Take nothing but pictures .
Leave nothing but carefully placed footprints.
Kill nothing but time.
Bagian kedua tentang kenangan belajar caving dengan kawan - kawan Acintyacunyata Speleological Club dan caver lain, from Aceh to Kalimantan. Hanya cukilan dari sebuat catatan lusuh..tapi tidak dengan ingatanku. viva Speleologi Indonesia !!
Selasa, 14 Maret 2006
Kami memulai kegatan pukul 6 pagi, langsung olah raga pagi di pimpin oleh Andi. Setelah sarapan, berangkat untuk kuliah lapangan sesuai dengan tim yang dibentuk tadi malam. Aku tak membawa sepatu lapangan, dan tampaknya memakai sandal jepit bukan ide yang bagus, jadi kuputuskan untuk memakai boot saja.
Setelah melihat peta topografi UTM-AMS daerah Pundong yang dibagikan pada kami sewaktu materi Topografi Karst dan berbekal teori Kartologi Karst lalu, kami memperkirakan terdapat beberapa daerah yang dicurigai sebagai mulut gua. Gua pertama yang kami temui adalah Gua Banyu Semuluh, dilanjutkan dengan Gua Gremeng, dan terakhir Gua Cokro. Kuliah lapangan ini tidak saja untuk pengenalan gua yang akan kami eksplorasi esok, tapi juga untuk belajar melakukan identifikasi dan analisa topografi karst.

Istirahat sejenak di depan entrance gua Banyu Semuluh yang merupakan aliran sungai keluar
Ini entrance Gua Gremeng yang merupakan pintu aliran masuk sungai yang akan keluar di entrance Gua Banyu Semuluh
Setelah Ishoma, kami dibagi menjadi beberapa tim lagi untuk melanjutkan pendalaman materi Cave Rescue. Aku bersama Adi, sindra, ook, iben, codot, wisnu, fikri. Waktu itu sindra dan ook bersedia menjadi Victim atau korban. Peserta dari luar kota jogja mendapat kesempatan untuk mencoba Hauling dan Lowering, serta kombinasinya. Waktu itu instruktur kami langsung dengan Mas Imam, ketua ASC dan Merry. Mas didi, Uci, Mas Thomas dan Anggit sempat berkeliling dan mengunjungi area simulasi kami.
Malam hari nya, kami evaluasi kegiatan pada hari tersebut, review materi Cave Rescue dan tanya jawab mengenai situasi dan hal – hal lain yang belum dimengerti. Kami lalu lanjutkan dengan membagi tim untuk eksplorasi esok hari. Hal ini dilakukan untuk mengatasi kekurangan SRT Set dan sekaligus memaksimalkan proses belajar di lapangan. aku bersama dengan Ook dan Tumini dari Kalimantan, Chandra, Maman, Rani, dan Wisnu dan didampingi Uda Yusra. Total dari 4 tim yang ada ini dibagi kedalam dalam 2 trip : Tim A dan Tim B melakukan eksplorasi gua horizontal dilanjutkan vertikal, sedangkan Tim C dan Tim D melakukan eksplorasi gua vertikal dilanjutkan horizontal..fiuhh.. Sebelum tidur, kami lakukan pengecekan alat, packing SRT dan perlengkapan eksplorasi lain nya.
Mulai saat ini, jelas sekali terasa suasana was – was sekaligus exited atas apa yang akan terjadi esok. Ya, besok kami akan aplikasikan semua yang kami pelajari di hari sebelumnya. Beberapa kawa – kawan peserta lain memang sudah lebih dulu berkesempatan mempelajari materi yang diberikan dalan pendidikan ini, dan mengikut pendidikan kali ini mungkin untuk lebih mendalami atau membina relasi dengan sesama penggiat penelusuran gua. Sedangkan bagiku, sebagian besar teori yang kudapat adalah hal baru dan sangat penting sebagai bekal untuk memulai rencana didepan, bahkan beberapa kawan yang lain sama sekali belum pernah berkegiatan caving atau melakukan SRT. Tapi, seperti apapun latar belakang kami, agenda yang akan di esok tetaplah menantang dan memompa andrenalin.
Rabu, 15 Maret 2006
Kami dibangunkan pagi itu oleh Merry, yang tak seperti biasa sambil senyum – senyum sambil meneriakan : “Hayoo..ntr ga jadi eksplore lhoo..”. Maklum, tadi malam kami istirahat sudah sangat larut sekali. Kami lanjutkan olah raga pagi dan sarapan dan sekitar pukul 8, kami telah siap untuk memulai eksplorasi. Tak lupa berfoto dulu dengan perlengkapan dan coverall masing – masing. Tujuan pertama dari Tim kami adalah Luweng Cokro. Ini adalah salah satu mulut gua yang sempat kami identifikasi kemarin, dan sesuai namanya -dalam bahasa jawa- berarti Intermediete dan DeviasiRigging Man waktu itu Uci yang sudah menunggu di bawah, Muncrot, dan Umbu. Tim C di dampingi Mas Sidiq, sedangkan Tim kami, Tim D didampingi Uda Yusra dan Wida.
Hari ini berbeda dari sebelumnya, aku meminjam dan belajar menggunakan SLR Camera nya Wida, Nikon FM-10 sekaligus untuk belajar Cave Photography nanti. Waktu itu, Mas Abe juga ikut turun untuk membimbing Cave Photography ini. Tim C berkesempatan turun terlebih dahulu, yang merupakan kesempatan bagiku untuk melakukan observasi, maklum grogi cing...saat itu aku baru 2 kali menelusuri gua vertikal, Goa Sentot di Jambi dan Luweng Jomlang di Jatis Wetan, Gunung Sewu. Tim D mendapat giliran, dan kuputuskan untuk tidak lebih lama lagi menyiksa diri dengan semburan andrenalin alam darahku, jadi aku ajukan diri untuk memulai turun dengan lintasan deviasi.
Seluruh seluruh tim selesai melakukan descending hingga jam 12 lewat. Kami lalu mengeksplorasi keseluruhan lorong gua ini dan melakukan sesi foto – foto. Yang paling mengasikan adalah ketika belajar dengan mas Abe di chamber kedua dalam perut Luweng Cokro ini. Setelah puas melakukan eksplorasi, aku lalu kembali keatas dan melakukan ascending pada lintasan intermediete. Pak Johan yang melakukan ascending sebelumnya sempat mengalami blocking di lintasan, sehingga harus di rescue oleh panitia. Kami, Tim C dan Tim D setiba diatas langsung makan siang dengan menu ayam goreng dan entrance Gua Tlogo, bergantian dengan Tim A dan Tim B yang sebelumnya dari gua ini.
Gua Tlogo tidak sempat kami observasi kemarin dan merupakan mulut gua horizontal. Disini, kami akan belajar melakukan pemetaan gua dan sudah menunggu Mas Imam, Petra, Anggit dan Atun yang akan menjadi pendamping kami. Untuk memaksimalkan kegiatan, Tim C dan Tim D lalu dibagi lagi menjadi 4 Tim kecil. Tim D1 : Sindra, Adek, Chandra yang didampingi Mas Imam dan Tim D2 : Ook, Tumini, Maman dan Rian didampingi Petra dan atun. Tim D2 melakukan pemataan tipe Top to Bottom sendangkan Tim D1 Bottom to Top.
Saat itu cukup lucu bagiku, karena walaupun berada dalam kondisi sunyi sepi dan suasana gelap total abadi, tapi terasa suasana didalam gua ini begitu ramai, dan kami semua juga sempat bertemu di pertengahan gua dengan kesibukan masing – masing..hahaha Ketika melewati lorong yang sangat sempit dan harus merayap, kami bergantian menungggu tim lain selesai memetakan rute tersebut dahulu, baru kemudian melanjutkan kegiatan pemetaan kami. Saat itu, Sindra sebagai Tim leader kami, dan aku bertugas mencatat perhitungan dan menggambar sketsa. Kami selesai melakukan pemetaan saat menjelang sore dan langsung beranjak pulang.
Aku lalu pergi mandi bersama Atun dan Kak Saras di entrance gua Bayu Semuluh, yang walaupun airnya keruh tapi cukup untuk menghilangkan lumpur saat melakukan eksplorasi seharian tadi. Sore itu, kami isi dengan memindahkan seluruh data perhitungan tadi menjadi sebuah peta gua. Dan ternyata cukup sulit juga terutama menyangkut ketelitian dan diiringi mati lampu pula, kami menyalakan headlamp masing – masing dan beberapa lilin untuk melanjutkan menyelesaikan peta itu, saat itu total kami mencoba 3 kali sebelum akhirnya menghasilkan sebuah peta gua, grad 3. Setelah di cross check dengan 7 tim lain, tampaknya tak ada yang menghasilkan peta yang sama.. hahaha…
Malam nya setelah evaluasi, panitia menunjukan sebuah video kegiatan cave rescue yang terjadi setahun lalu dengan meminjam TV pak RT. Video itu merekam rangkaian kegiatan evakuasi seorang wanita korban bunuh diri yang melompat ke dalam gua vertikal, menurut cerita kerena stress terlilit hutang. Entah mengapa, saat itu sering sekali terdengar berita korban bunuh diri, mulai dari anak hingga dewasa dengan berbagai alasan, dan sebagian besar adalah satu : lilitan kemiskinan. Ketika melihat video itu, kawan – kawan berkata “kok sepertinya kenal dengan gua nya?” Lalu dengan santai nya dijawab, “iya, itu gua yang kalian eksplorasi tadi, Luweng Cokro.” Untunglah jauh hari sebelumnya, aku sudah mendengar hal ini, sehingga tak terlalu kaget, hanya saja aku tak begitu tau posisi pastinya. Tapi melihat video ini secara langsung dan di tempat yang tak begitu jauh dari lokasi kejadian, memang cukup membuat merinding juga..Walahuallam
Kamis, 16 Maret 2006
Pagi ini tak seperti biasanya, tidak ada olah raga pagi tapi langsung sarapan, maklum ini hari terakhir. Suasana saat itu sangat santai dan akrab, kami semua lega karena the hard part sudah terlewati. Setelah selesai sarapan, panitia dan peserta langsung packing peralatan. Setelah selesai, sambil menunggu mobil penjemput datang, kami sempat berfoto bersama dulu di depan Aula Desa Mbilimbing yang menjadi base camp kami itu.
Tak lama, mobil pun datang. Berbeda dengan mobil waktu itu, saat ini mobil truk lah yang akan menjemput dan mengantarkan kami kembali ke jogja, yang menurut ku jauh lebih representatif secara kenyamanan dan kapasitas dibandinkan mobil box tempo hari...hahaha.. Kami tiba di Jogja menjelang sore, lalu langsung diturunkan di depan sekretariat ASC. Aku sempat bebersih dan langsung ke tempat bebek di kaliurang. Setelah Magrib, kami meminjam motor, kami langsung menuju sekretariat ASC lagi. Saat itu, kawan – kawan yang tinggal di jogja berencana mengajak makan malam bareng di lesehan dan nongkrong di sekitar Malioboro. Walaupun tidak membawa tripod, aku gunakan kesempatan itu untuk hunting dan foto – foto bersama kawan – kawan dengan SLR Canon AE-1 itu.
Setelah malam, kawan – kawan yang lain langsung balik ke sekretariat ASC lagi, sedangkan aku ke sekretariat MAPAGAMA dulu untuk mengembalikan helm milik Sanni yang aku pinjam untuk eksplorasi sekalian pamitan. Aku ingat, helm itu penuh dengan stiker putih yang bertuliskan nama – nama gua yang sudah ditelusuri Almarhum Sanni dengan menggunakan helm itu. Waktu itu, aku menumpang menginap di kos bebek di kaliurang.
Jumat, 17 Maret 2006
Setelah sarapan dan packing perlengkapan, aku pamitan dan langsung menuju stasiun untuk ke Bandung dengan kereta jam 11 siang. Aku tiba di Bandung hampir menjelang magrib dan langsung ke sekretariat ASTACALA. Setelah istirahat dan mengobrol sebentar dengan kawan – kawan di sekret, aku bongkar packing-an dan langsung ke kos -sagita house- untuk bebersih dan istirahat.
Alhamdullilah, akhirnya selesai juga kegiatan ini seperti yang kurencanakan jauh hari sebelumnya. Terima kasih untuk kawan - kawan eksplorer ku yang mau meluangkan waktu untuk berbagi ilmu bersama. Uhm, Tapi sepertinya lorong ini panjang. Masih banyak yang perlu utk dipelajari karena semakin banyak kita tau, semakin banyak pulalah yang tidak kita ketahui. Pun, Masih banyak juga hal yang perlu digapai setelah ini, bagaimanapun juga ini hanya bagian kecil dari angan yang lebih besar, Ekspedisi Divisi Caving ASTACALA.

*Keseluruhan data dalam tulisan diatas adalah bagian dari catatan perjalanan selama rangkaian perjalanan dalam Diklat 11 Acintyacunyata Speleological Club di Jogja, 8 – 17 Maret 2006, dan ditulis ulang pada 20 Mei 2009.
** Anggota ASTACALA, Mahasiswa Pecinta Alam ITTTELKOM
Terakhir diubah pada 23 Maret 2010

Catatan Perjalanan Diklat Speleo Acintyacunyata Speleological Club 2006 [1]*


Laili Aidi, A – 062 – Kabut Fajar **

Take nothing but pictures .
Leave nothing but carefully placed footprints.
Kill nothing but time.

Bagian pertama tentang kenangan belajar caving dengan kawan - kawan Acintyacunyata Speleological Club dan caver lain, from Aceh to Kalimantan. Hanya cukilan dari sebuat catatan lusuh..tapi tidak dengan ingatanku. viva Speleologi Indonesia !!
Rabu, 8 Maret 2006
Sedari pagi itu, aku sudah bersiap dengan perlengkapan dan peralatan yang sekiranya aku butuhkan untuk mengikuti Diklat 11 ASC yang dilakukan sekali 2 tahun ini. Aku sudah mengetahui dan merencanakan ini jauh hari sebelumnya, ketika mendengar saat eksplorasi di TWKM 2005 jambi bahwa ASC adalah salah satu organisasi yang mengadakan caving course selain HIKESPI, dan dilanjutkan dengan bertemu kawan – kawan ASC ketika menempelkan poster kegiatan ini di jogja beberapa bulan yang lalu.
Aku tak membawa banyak alat penelusuran, hanya sebatas coverall G-1000 (baca : Gi sewu alias gunung sewu) merah dibeli dari Mas Imam dan baru sekali pakai, sepatu boot, beberapa carabiner dan webbing, sedangkan helm speleo rencananya diganti dengan meminjam helm motor Almarhum Sanni, kawan sekaligus mentorku. Karena saat itu, ASTACALA belum punya peralatan Caving apalagi Divisi Caving nya. Oh ya, tak lupa aku juga membawa Trangia dan SLR Camera -The Masterpiece- Canon AE-1, karena dari kurikulum pendidikan yang kubaca di browsur terdapat materi Cave Photography. Kebetulan aku juga sedang mempelajari menggunakan kamera SLR ini, dan tentu sangat rugi sekali kalau kesempatan ini tak kugunakan semaksimal mungkin.
Malam itu setelah sholat magrib, aku langsung pamitan untuk berangkat ke jogja dengan kawan – kawan di sekretariat. Aku ingat, Kupret sempat katakan : “Hati – hati di jalan dek, ntar pulang bawa ilmu yang banyak ya !!”. Aku berangkat dengan kereta ekonomi jurusan bandung – jogja jam 19.30. Alhamdullilah, keretanya tepat waktu dan aku pun dapat duduk..”hmm lumayanlah, untuk menikmati perjalanan lebih dari 10 jam ini”, pikirku dalam hati.
Kamis, 9 Maret 2006
Aku tiba di lempuyangan sekitar 04.30 pagi. Aku langsung ke mesjid untuk sholat. Karena takut, tas dan carrier aku titipkan pada kawan seperjalanan, temenku sesama D3 informatika 2002 yang juga berangkat ke jogja. Pukul 5 lewat, aku masih menunggu waktu pagi di beranda mesjid ini, sedangkan kawan ku lansdung naik ojeg langsung ke tempat saudaranya di dekat mall galeria.
Aku tiba di aqurium aka sekretariat Mapagama hampir pukul 6 lewat. Waktu itu, pintu depan sudah terbuka dan kulihat kawanku, Sanni sendiri di dalam sedang tertidur. Aku duduk sebentar, sambil menunggu, lalu ke kamar mandi untuk bersih - bersih. Aku tinggalkan pesan untuk Sanni bahwa aku baru tiba dari Bandung, lalu langsung naik bis ke Kaliurang. Aku tiba pukul 07.12 pagi di kos Bebek, juga kawan sekaligus mentor dari Mapala Unisi. Bebek kebetulan sedang tak ada karena sudah ke kampus dan menyuruhku untuk langsung masuk, tapi karena segan, aku putuskan untuk duduk menunggu di beranda. Tak lama tiba sms Bebek, mengatakan baru pulang jam 12 lewat.. "wah gila nih.." Ya sudah, aku putuskan untuk langsung masuk dan tertidur hingga jam 10.00. Aku terbangun sebentar untk mengecek kamera dan mencoba memutar shuter speed nya, mungkin waktu itu film nya putus di dalam.
Pukul 11 lewat, aku mandi dan berencana ke warung nasi padang MP. Tapi nasi nya habis, jadi aku ke warteg saja. Bebek sms menanyakan apa ingin sekalian dibelikan makanan, tapi aku tolak karena sudah duduk di warteg saat itu. Aku balik ke kos, ternyata bebek sudah di sana. Aku tidur lagi hingga jam 1 siang, sholat zuhur dan langsung ke aquarium Mapagama. Ternyata di sana sedang begitu ramai, aku langsung buka brownies yang sengaja dibawa dari bandung. Temen - temen MAPAGAMA saat itu berencana latihan dayung untuk bersiapan Lomba Perahu Naga 4 di Cilacap.
Setelah bercengkrama sebentar, aku lanjutkan perjalanan dengan metro mini nomor 7 ke sekretariat ASC untuk registrasi, dll. Aku ditawari senter midlight seharga Rp. 50.000,- oleh mas imam, tapi berhubung saat itu aku tak bawa budget berlebih maka aku hanya membeli sebuah buku tentang teori pemetaan gua. Buku ini ditulis oleh salah satu anggota ASC dan merupakan edisi 1 yang belum lama terbit (STASIUN NOL : Teknik-Teknik Pemetaan dan Survey  Hidrologi Gua, oleh Erlangga Esa Laksmana). Pukul 6 sore aku berencana pulang dengan metro mini nomor 4. Sembali menunggu, ada kecelakaan dan korban nya seorang bapak tua. Kebetulan Mas Thomas dan Mery juga ada disana, dan kami lalu membantu sebentar.
Saat magrib aku sudah tiba di lagi di aquarium Mapagama dan langsung mandi. Kebetulan kawan - kawan baru pulang latihan dayung, sehingga sangat ramai di sana saat itu. Aku bertemu jefri, anggota Mapagama dan sekaligus anggota Satu Bumi (Mapala Fakultas Teknik UGM). Jefri bertemu dengan jabek di makassar. Saat itu, sambil menunggu di luar saat kawan – kawan tim Perahu Naga Mapagama rapat, aku sempat berdiskusi dan membahas buku yang baru dengan Agus, Baskoro, dan Sidiq. Setelah rapat, Jefri mengajakku ke sekretariat Satu Bumi di Kampus UGM pagong, lalu makan bareng di sana. Pukul 21.30 aku sudah di aquarium Mapagama lagi. Oh ya, aku juga sempat dikenalkan dengan seorang kawan dari UFO (Unit Fotografi UGM) yang memperlihatkan kamar gelap mereka untuk memperbaiki masalah filmku yang putus di dalam kamera.
Jum’at, 10 Maret 2006
Aku bangun lagi pukul 07.30 pagi dan langsug mandi serta packing. Aku sarapan dengan Sanni di kantin mahasiswa, saat itu kami sempat berdiskusi tentang ekspedisi – ekspedisi caving dan meminta Sanni untuk membantu mendampingi ekspedisi eksplorasi caving pertama ASTACALA jika divisi caving nya sudah berdiri. Saat itu, sahabatku itu kira – kira mengatakan begini : “Ya udah dek, klo begitu ayo cepatan kelarin anggota mudamu, ntar kita ekspedisi yuk !!
Aku lalu berangkat dengan Metro Mini nomor 4 ke sekretariat ASC. Setiba di babatan, aku bertemu dengan Mas Thomas, Merry dan Uci. Saat itu Mas Thomas katakan bahwa kawan – kawan sudah di beber sari. Aku lalu menumpang naik motor dengan mas Thomas, sedangkan Uci dengan Merry. Setibanya di aula Gedung Pika, Kompleks Bumi Perkemahan Babarsari, aku langsung cek alat dan berkenalan dengan peserta lain.
Sebelum waktu jumat tiba, kami (Aku, Tissa dan Nurul) bertandangan ke sekretariat Gapadri, yang kebetulan kampusnya tak jauh dari tempat kami. Kembali dari sana, kami sempat ngenet dulu di warnet, aku sempat membuka www.astacala.org. Pulangnya kami bertemu dengan Pak Johan yang juga menjadi peserta dan dari Dinas Pariwisata Pacitan. Aku juga sempat berdiskusi dengan Mas Thomas tentang kamera dan mendapat info tentang sifat kamera, harga, dll.
Pukul 2 siang, kami mulai pembukaan yang ditandai menyematan nametag peserta dan ramah tamah dengan seluruh pantia dan sesama peserta. Dilanjutkan dengan materi kelas yang lumayan membuat lelah dan mengantuk. Proyektor yang digunakan tampak tidak begitu banyak membantu karena konten materi yang ditampilkan hampir sama isinya dengan Diktat yang dibagikan.
Saat sore, kami istirahat untuk mandi dan makan malam. Materi kelas kembali dilanjutkan, saat itu Catur, juga kawan seperjalanan sewaktu TWKM 2005 di Jambi menghampiri dan duduk di sebelahku. Kami bercerita banyak saat itu. Saat itu, Catur juga menanyakan onie, lalu kujawab “Onie gabisa ikut karena masih berada di Lombok”. Aku sempat kirimkan sms singkat ke Onie, menyampaikan salam dari Catur. Sebelum selesai materi kelas, kami menonton eksplorasi gua dengan entrance (mulut gua) di tepi pantai yang tampaknya begitu menantang dan indah.
Sabtu, 11 Maret 2006
Hari ini adalah hari yang paling mengantuk dengan kombinasi materi cukup berat. Aku bangun pagi dan langsung ke kamar mandi walaupun tak mandi, maklum begitu banyak mengantri di satu – satunya ruang paling penting pagi itu. Kami olah raga pagi dengan Uci. Setelah itu bersih - bersih dan makan pagi yang sangat nyaman alias enak. Materi pertama Speleogenesis dan dilanjutkan Topografi karst dengan Anggit. Setelah itu, istirahat untuk makan siang. Aku langsung ambil kesempatan ini untuk mandi dan bergegas makan siang. Materi siang ini cukup penting yaitu Pengenalan Alat dengan Wida. Materi kelas ini diadakan diluar kelas, melihat evaluasi hari sebelumnya yang didakan didalam kelas dan membuat peserta mengantuk. Aku sempat titipkan kamera dengan Anggit. Wida membawakan materi dengan sangat bagus waktu itu , didampingi dengan Mas Imam juga.
Setelah istirahat, kami belajar TPGH (Teknik Penelusuran Gua Horizontal) dengan Mba Noke. Malam nya, setelah makan malam, dilanjutkan dengan TPGV (Teknik Penelusuran Gua Vertikal)pengenalan SRT (Single Rope Technic), dan Simpul dengan Mas Thomas. Saat itu, aku baru tau bahwa Buterfly knot yang kupelajari dari pendidikan selama ini bukan Butterfly knot yang benar. Saat itu aku duduk bersama dengan Tisa, Catur, dll. Sebelum sesi hari ke 2 berakhir, kami sempat evaluasi.
Minggu, 12 Maret 2006
Aku bangun agak terlambat pagi ini, sehingga tak terlalu maximal mengikuti olah raga pagi yang dipandu oleh Merry. Setelah makan pagi seperti biasa, lalu aku mandi pagi. Materi pertama, Biospeleologi dengan pemateri dari Matalabiogama (Mapala Fakultas Biologi UGM), Karstologi Karst dengan pemateri dari Fakultas Arkeologi UGM, dilanjutkan dengan teori Rigging dengan Mas Sidiq.
Saat sore, kami belajar simulasi SRT di jembatan Beber sari yang merupakan salah satu tempat favorit kawan – kawan di jogja baik untuk latihan SRT, Vertical Rescue atau Climbing. Saat perjalanan ke jembatan itu, aku sempat berdiskusi dengan Rahmad dari Aranyacala (Mapala Universitas Trisakti), Nisa dari Magmagama, Sindra yang saat itu menjadi Ketua Mapalista. Aku sempat hunting sunset di jembatan dan beberapa spot lain. Kami kembali ke aula dan Makan malam. Setelah itu, kami lanjutkan belajar teori dengan Mas Sentol dan melakukan simulasi Pemetaan Gua di lorong – lorong ruang aula itu.
 
Senin, 13 Maret 2006
Pagi ini, kami latihan SRT lagi di jembatan Beber Sari. Aku putuskan membawa kamera SLR Canon AE-1 lagi. Berbeda dengan kemarin yang mempelajari asceding dan descending biasa, hari ini kami simulasi melewati intermedite dan sambungan/simpul, beberapa teknik Self Rescue seperti Dennis System dan Italian Pullay System, Z-rig, Yossemite, dan Counter Balance. Waktu itu ada seorang anak kecil yang sedang latihan climbing dan lalu menangis, sepertinya karena tangannya sudah sakit. Tapi tetap dipaksa oleh seorang bapak yang mungkin ayah sekaligus pelatihnya. Aku sempat ambil beberapa foto lagi hari ini.
 
Siang pukul 13.30, kami kembali ke aula beber sari dan belajar prinsip dasar Cave Rescue dengan Mas Thomas yang membawakan dengan sangat bagus. Setelah itu, Cave Photography dengan Mas Abe yang juga membawakan sangat bagus. Entah direncakan atau tidak, tapi keduanya adalah rescuer sekaligus fotografer handal : Mas Thomas sendiri adalah salah satu fotografer Nasional Geographic Indonesia.
Setelah selesai materi kelas itu, kami packing dan bersiap kelapangan dengan mobil box yang membuat kami seperti ikan panggang didalam nya. Pukul 10 malam, kami tiba di Pendopo Dusun Belimbing, Desa Umbulredjo Kecamatan ponjong. Setelah beres – beres, kami berkesempatan ramah tamah dengan Kepala Desa dan Ketua RT. Setelah itu, dilanjutkan degan briefing, pembagian tim untuk simulasi survey karst esok hari. Waktu itu, aku bersama Tissa, Iben, Roy, Rahmad, Andi dan didampingi Uda Yusra. Aku sempat berdiskusi dengan Wida dan kawan - kawan lain, sembari menunggu air panas untuk membuat kopi dan teh dari trangia yang kubawa. Pukul 12 lewat, kami sudah bisa istirahat. Ini adalah malam pertama di Belimbing. .
To be continued...


*Keseluruhan data dalam tulisan diatas adalah bagian dari catatan perjalanan selama rangkaian perjalanan dalam Diklat 11 Acintyacunyata Speleological Club di Jogja, 8 – 17 Maret 2006, dan ditulis ulang pada 20 Mei 2009.
** Anggota ASTACALA, Mahasiswa Pecinta Alam ITTTELKOM

Terakhir diubah pada 23 Maret 2010