On The Amazing Way


Hari ini aku sakit. Sebenarnya dari malam lalu. Diare, inilah salah satu musuh terbesarku. Sunguh tak nyaman. Beda nya sekarang sangat parah, aku muntah - muntah ga karuan dan pusing bukan main especially klo berdiri. Alhasil waktu muntah di kamar mandi sambil duduk !!!

Diantara berkunang nya mataku, kucoba untuk kabari papa. Bukan apa - apa, badan ku menggigil. Entah karena memang pagi ini sangat dingin atau memang tubuhku mulai panas. Ya, Allah...saat ini aku sungguh merintih kesakitan menerima cobaan mu.

Papa lalu memaksa supaya aku ke rumah sakit, karena beliau khawatir kalau - kalau tipus ku kambuh lagi. Alhasil, siang ini aku turun dari lembang ke bandung walau acara gathering ASTACALA yang kuikuti baru kelar besok.

Perjalanan pulang itu kunikmati dengan pandangan berkunang - kunang. Walau akhirnya berhasil menemui dokter, sampai saat ini tetap saja masih berkunang - kunang dan dari perutku terdengar bunyi kereta api...

Allahumma rabban naasi adzhibil ba'sa asyfi antasy syaafii laa syifaa'a illaa syifaa'uka syifaa'an laa yughaadiru saqaman. Imsahil ba'sa rabban naasi biyadikasy syifaa'u, laa aasyifa lahu illaa anta, as'alullaahal 'azhiima, rabbal ' arsyil 'azhiimi an-yasfiyaka.

Ya Allah Tuhan segala manusia, jauhkanlah penyakit itu dan sembuhkanlah ia. Engkaulah yang menyembuhkan,tak ada obat selain obat-Mu, obat yang tidak meninggalkan sakit lagi. Hilangkan lah penyakit itu, wahai Tuhan pengurus manusia. Hanya padamulah obat itu. Tak ada yang dapat menghilangkan penyakit selain Engkau, aku mohon kepada Allah yang Maha Agung, Tuhannya 'arasy yang agung, semoga Dia menyembuhkan anda. (HR. Bukhari dan Muslim)

Me..Five Years From Now


Hmm...apa yang akan kamu pikirkan tentang hidup mu beberapa tahun mendatang ? Mungkin kata yang terucap pertama : apa ya?

Hanya 5 menit yang lalu, aku baru saja selesaikan agenda ku untuk berdiskusi dengan calon pembimbing TA ku...awalnya kutanyakan salah satu topik yang ingin ku oprek dalam 2 semester ini, lalu dari dia mengusulkan topik lain yang memang lebih menarik dan jelas domain masalahnya.


Beberapa saat yang lalu itu aku duduk dan mendengarkan idenya..dan Hei , i like it !! I wanna do that n fight with that !! Ha...jadilah saat ini ku rasakan hawa optimis mendekap langkahku. Ciee, entahlah aku jadi begitu kolerik saat ini.. i will get what i wanna have !!

Saat ini, kuingin menulis tentang apa yang kupikirkan untuk terjadi pada hidupku 5 tahun mendatang. Mengapa harus angka 5 ? kenapa ga 10 ato 3 ato berapa pun ? entahlah, yang jelas angka 5 terlintas diotak ku saat ini. Jadi inilah yang akan kutulis.

Ok, lets we start..5 tahun lagi, kalau aku belum menemui Sang Khalik maka itu berarti aku berada di 16 November 2011. Wow...jauh banget ya..Jika saat itu ingatan ku mereview tahun - tahun sebelumnya, maka Insya Allah akan ada kenangan saat aku kuliah di jerman tahun 2008 - 2010 untuk program S2..Hahaha, long dream of mine..

Dulu, kakak dan aku sering berbagi cerita tentang target kami. Waktu itu kakak cerita dia ingin bisa ke Cairo karena begitu tertariknya dengan sejarah Mesir kuno...Terus terang aku juga memang tertarik dengan objek itu, tapi keinginan untuk mengecap gemerlap dunia pengetahuan teknologi tinggi membawaku ke Jerman. Terus terang, kisah heroik tentang Pak Habibie memang mengisi lamunan menjelang tidur masa kecil ku. Jadilah Jerman saat itu menjadi bagian dari mimpi yang ingin ku gapai.

Jika segala sesuatu sesuai rencana ditambah keberuntungan yang di berikan Sang Rahman, maka studi S1 ku selesai di penghujung Agustus tahun depan, tapatnya 2007. Jika semua ok, aku ikuti beberapa persiapan dulu di indonesia khususnya tentang bahasa jerman dan kebudayaannya, serta target perguruan tinggi. Insya Allah 2008 adalah tahun rahmat bagiku menginjakan kaki pertama kali di tanah Fuhrer pernah berkuasa.

Aku tak membayangkan hidup saat itu akan lebih indah dari saat ini. Aku tak ingin berharap untuk itu. Aku hanya berusaha untuk siapkan pikiran dan hatiku untuk menempuh saat - saat itu kelak, apapun kondisinya. Aku ingat, saat pertama menjadi sendiri di bandung papa pernah katakan 'Jangan menangis nak'. Sejak dulu, aku belajar untuk tidak mengeluh dengan kekurangan ku. Karena ku yakin saat itu nanti yang akan mendewasakan jiwaku kelak. Aku tak ingin mengeluh atau menjadi pengeluh.

Aku teringat, aku dan kakak pernah saling menceritakan target kami. Saat itu, kupikir itu hanya percakapan penuh hawa persaingan diantara 2 anak kembar. Tapi hari ini, kuingat saat itu sebagai celoteh tentang mimpi 2 jiwa yang pernah bersama di dalam rahim seorang mama. Dulu, kami pernah bercita - cita yang sama untuk menjadi duta besar. Kakak ingin jadi duta besar untuk Mesir, sedangkan aku duta besar untuk Jerman. Lalu kami berteriak dari kursi belakang mobil papa 'Pa, klo mo jadi duta besar mesti sekolah dimana ? '

Hahaha...Cerita ini dan segala yang telah berlalu bersamanya kan kuingat sebagai kenangan indah masa kecil yang akan selalu temani perjalanan hidupku. Cerita ini dan segala kepedihan yang menyertainya yang akan selalu membuatku bangkit dan kembali berlari mencoba meraih masa depan yang semakin dekat. Cerita ini yang pasti akan membuat ku selalu kembali percaya bahwa jarak antara mimpi dan kenyataan itu hanya sepanjang hembusan nafas keyakinan, yang akan terjadi seiring dengan Rahmat Allah.

Kembali ke cerita 5 tahun mendatang, 2010 aku selesaikan pendidikan S2. Kuingin negri itu menjadi bagian hidup ku. 2011, akan menjadi welcome home Minangkabau...Btw, hanya itu bayangan ku untuk hal ini. Yang kutau setiap langkah perjuangan itu ada maknanya. Karena arti seuah perjuangan itu bukan pada hasil nya.

Ya Allah, semua ini kuserahkan padamu 
seperti kuserahkan hidup mati serta duka gembiraku pada Mu.
Ampuni kesombongan dan kebodohan ku.
Dan hanya pada Mu sajalah jiwaku bersandar. Amien

Menunggu


Menunggu. Kata itu bagiku adalah salah satu musibah dalam hidup. Oleh karena nya, kucoba untuk hindarkan diriku dari kondisi ini dan juga coba untuk tidak membuat orang lain berada dalam kondisi ini juga karena diriku.

Menunggu. Bagiku menjadi suatu rentang waktu yang harus dilalui untuk terjadi atau datangnya sesuatu. Kadang kita menunggu karena kita dipaksa ada dalam kondisi tersebut, atau memang kita butuh untuk ada dalam kondisi itu. Lho? entahlah aku juga bingung. Yang jelas bagiku, menunggu adalah musibah.


Menunggu. Aku berusaha untuk hindarkan diri ku dari kondisi yang disebabakan oleh nya. Karena itu juga, ku selalu memabawa buku atau sekadar catatan kecil untuk mengisi waktu ku ketika ku sedang menunggu tadi. Kadang tidak segala sesuatu dapat kita atur. Aku percaya itu, karena itulah prinsip idealistik ku coba kuredam dengan pengertian ini.

Menunggu. Seperti saat ini, aku menunggu sebuah SMS dari seseorang, hanya jawaban "Ok, saya sudah disini..datang saja". Memang berbeda ceritanya ketika kita membutuhkan orang lain, dan dipaksa untuk mengikuti schedulle mereka. Syukurlah (??) beberapa bulan ini aku tak terlalu idealis dengan waktu. Memang sebenarnya ini tidak ideal, tapi entahlah aku coba untuk biarkan semua berjalan apa adanya.

Menunggu. Seperti masa ini, aku menunggu untuk sesuatu yang pasti tak akan datang kecuali kematian menjemput ku. Pernahkah kamu percaya dengan sesuatu yang tak mungkin terjadi dalam rentang perjalanan waktu? aku percaya..dan kupikir ini tidak termasuk dalam defenisi "menunggu". Karena, ketika kita bicara itu maka harus ada rentang waktu yang terlibat didalamnya. Tapi dalam permasalahanku, aku menunggu waktu itu tidak berjalan lagi.

Menunggu...WTF ?!?!?!?!

10 Things -i dont care- About Me


1. Aku suka semua warna hitam, merah dan paling ok : warna biru kecuali yang cenderung terang dan norak. Semua baju dan barang - barang yang lain akan kuusahakan untuk mengikuti warna - warna ini, kecuali waktu memilih nya dikecam sama semua orang...

2. Sebagian besar uang yang ku punya (yang ga begitu banyak) kuhabis kan untuk makan dan buku. Saking adictednya dengan buku n ga tahan ngeliat nya di etalase toko, banyak dari beberapa buku yang kubeli beberapa bulan lalu bahkan belum tersentuh hingga saat ini walaupun aku selalu membaca buku secara pararel karena cepat merasa bosan.

3. Hal yang membedakan ku dengan my twin adalah tanda tubuh di bagian kaki sebelah kiri, sedangkan kakak ku ada di pinggang sebelah kanan. Ini hanya pola dikulit yang berwarna agak gelap. Lalu, ada tai - nya lalat eh tai lalat di ujung alis kanan ku, ini baru kusadari waktu SMP. Ga kepikiran aja buat ngecek kayak gituan sebelumnya..so pas ketemu rada kaget juga..

4. Aku sakit punggung setiap saat..ini bertambah parah lagi setelah tulang bokong ku kebentur batu sungai waktu jatuh dari perahu ketika arung jeram beberapa bulan lalu. Untung ga sempat kelelep karena waktu kejedot batu itu rada panik juga tapi beruntung keburu di rescue sama anak - anak. Aku kesulitan berjalan beberapa menit dan jutaan menit lagi setelah saat itu..hehehe. At least, tiap 2 / 3 hari aku pasti minta seseorang untuk do some thingpada punggungku. Sebenarnya semua orang udah bilang supaya aku segera ke tukang pijit. Tapi aghhh ga deh...soalnya aneh aja klo dipegang - pegang orang lain sekalipun itu nenek - nenek tua !!!
*ga ketemu kata lain untuk mendeskribsikannya

5. Sebenarnya aku orang yang teratur dan kurang suka klo harus merubah pola itu. Kebiasaan setiap hari, dari pagi hingga malam, dari kamar mandi hingga di hutan..always like that. Posisi barang - barang di kamar selalu sama, kecuali ada kebijakan tertentu untuk merubahnya karena faktor kebosanan ato emang udah ga layak lagi. So, jika ada orang iseng yang meriksa - meriksa my stuffs...believe me, i 'll know that..

6. Kaca mata pertamaku adalah dengan komposisi +1/2 dan +1/4. Angka dari resep ini cukup aneh untuk anak seumurku waktu itu (14 tahun alias kelas 2 SMP). Dan ini terjadi hingga aku gunakan kaca mata ke 3, dokternya katakan bahwa aku saat ini -1/2..lho kok bisa??

7. Aku belajar bawa motor kelas 2 SMP dan mobil kelas 1 SMA. Waktu belajar bawa motor sempat nabrak pagar rumah orang sampe biru - biru and berdarah. Selanjutnya hampir nabrak anak orang karena yang bersangkutan lari tepat di depan motorku yang sedang melaju kencang...wuffff, alhamdullilah orang tua ku tak tau kasus ini.

8. Posisi kuping kanan dan kiri ku sedikit tidak simeris. Ini kusadari waktu men - set tangkai kaca mata pertama ku 10 tahun lalu agar terasa seimbang sewaktu dipakai. Setelah ku tekuk -teku lalu ke letakan lagi diatas meja, hasilnya kaca mata yang telah dengan setingan ideal menurut telinga kiri kananku malah pincang alias tangkainya tidak simetris lagi. Dan ini terjadi lagi untuk kaca mata ke 2 dan ke 3...

9. Aku tidur dengan menututup kepala ku dengan apa saja, biasa nya dengan bantal atau handuk. Biasanya lagi aku tidur dengan posisi menyamping, jadi jika kugunakan bantal akan terasa sejuk terutama dibagian telinga dan muka. Hal ini kulakukan terus hingga saat ini sejak saat duluuuuuu waktu tidur dalam keadaan stress.

10. Tes IQ ku yang terakhir menunjukan angka 135...seperti yang dikatakan oleh tim penguji nilai ku termasuk index jenius (boleh belagu ga??? heheheh..) and dari semua orang di sekolah yang ikut tes ini, aku no 3 besar. Nomor satu di posisi 139 dan nomor dua di angka 137. Sebelum tes waktu itu aku makan ayam gulai paling enak hari itu di warung masakan padang depan sekolah. OOT..!!!

The Mad


02.09 pagi di jam kompi ku..mata tak juga mau terpejam. entah karena menunggu hingga tetes terakhir teh hangat di gelas ini habis, entah karena kurasakan jet lag tiba di negri parahyangan ini lagi setelah hampir 3 minggu di tanah kelahiranku. Negri kabut asap, hanya itu yang bisa kuucapkan dalam hati ketika pesawat yang kutumpangi akan lending. Hujan dan berkabut, padahal saat itu masih begitu pagi. Kuyakin sang mentari masih tersenyum di atas sana.

Saat ini aku menulis, dalam arti sebenarnya. Tanpa rangkaian kata - kata yang biasanya telah bersemayam lama dalam benakku. Entahlah saat ini begitu buntu. Kembali ke tempat ini lagi, kurasakan lagi rasa yang telah lama kukenal : letih, muak, dan sedih. ingin rasanya ku cepat melangkahkan kakiku dari tanah ini. Walau kusadari esok nya ku akan rasakan sejumlah rasa rindu dan setetes kesedihan lagi ketika mengingat nya lagi.

Seperti dulu ketika aku di tanah tempat begitu banyak orang masih berjalan di pematang sawahnya. Kusadari kecenderunganku yang ternyata ada sejak lama, bahwa begiku belum ada rumah. Kurasakan bahwa tempatku saat ini hanya begitu sementara, sesaat karena aku masih berlari mengejar apa yang belum kudapatkan. Itulah sebabnya ku tepis semua rasa memiliki atas apapun tentang tempat ini. Semua. Entah dimana rumah itu. seperti apa bentuknya. Bagaimana rasa berada didalamnya. Aku tak punya rumah. yang ada hanyalah tempat berteduh dimana orang - orang yang kusayangi -yang masih tersisa- berkumpul untuk mencoba membuat suasana menjadi lebih hangat. Tak ada rumah. Aku akan pergi sebentar lagi. Entah kemana yang pasti aku sedang berlari bersama mimpi ku menemui masa depan. Aku lelah dan sendiri.

Beberapa saat yang lalu dalam kesendirianku kesadari ada yang berubah. Tanpa terasa aku telah menjadi diam. Entah mengapa kuputuskan untuk sibuk dengan kata dalam benakku yang makin lama semakin ramai mengucapkan begitu banyak kalimat, kadan beraturan, kadang tidak berhubungan. Semua nya melintas dan berebut untuk mencuri perhatianku. Pernahkah kamu rasakan begitu indah berbicara dengan diri sendiri? Aku telah menemui nya, saat ini, disini, sekarang. Kadang tak bisa kukendalikan fisik ku sehingga pembicaraan dengan diriku ini terucap dengan lidahku atau tangan yang tak sabar untuk ikut berbicara.

Mungkin ini tanda - tanda kegilaan. Entahlah. Sudah sejak bertahun - tahun lalu aku tak takut untuk menjadi gila. Dulu, kahlil Gibran pernah katakan mungkin saja orang gila adalah yang paling waras dan hidup diantara banyak orang gila lain. Aku melankolik yang menikmati rasa sedih ku sendiri. Aku terbang menuju nirwana anganku tentang keheningan. Aku disini, saat ini, di dalam keheningan yang kuciptakan untuk ku nikmati.