Sepertinya ini klimaks dari kegelisahan. Ku putar ku kunci pintu kamar sederhana ini. Seperti biasa sekejap desiran angin menyegarkan seakan menyambut ucapan pelanku.."assalammualaikum". Sedikit dari moment ini lah yang selalu kurindu dari kesendirianku. Dan, sudah beberapa bulan memang kuputuskan untuk mengambil kesempatan itu - hal yang sebelumnya selalu kutunda - tunda -, dengan memindahkan sumber keributan sekaligus inspirasi dari ruangan ini : komputer ku. Jadi seperti inilah saat ini ruang pribadiku, hanya ada meja kecil, lemari buku yang sudah overl load, lemari baju dan kasur spring bed pinjaman ibu kos, dan sebuah botol air mineral..nyaris tidak ada alat elektronik di kamar ini, kecuali sebuah handphone. entah apa yang ingin kumunculkan dari model ini. Kesederhanaan ? kesendirian ? atau kedua - duanya.
Sepertinya segala kegelisahan dan kerisauan ini sudah tak tertahan kan lagi untuk ditumpahkan. Dan saat ini, aku duduk..mencoba diam sejenak dan hanya ingin mendengarkan degup jantung sedang memompa darah bagi sel - sel tubuhku, "Mungkin ada irama kata hati yang bisa kudengar", pikirku. Ya, saat ini, ditengah himpitan ini, aku hanya ingin duduk, menarik nafas panjang dan diam dalam kesendirian. Entah mengapa, bagiku ini cukup mampu memberikan sedikit kelapangan bagi ruang dadaku, walau sejenak. Dan memang, untuk beberapa saat terasa jarak antara hiruk pikuk dunia luar sana dengan jiwaku. "Melayanglah sejenak, kemanapun kau ingin pergi jiwa", ucapku dalam hati. Lalu kupejamkan mata, mencoba menikmati kesendirian yang absurd ini dan kemudian siluet langit biru penuh bintang muncul diatas kamarku..entah bagaimana caranya, dan aku tertidur.
Aku telah menjadi plegmatis murni. Beberapa saat yang lalu aku kolerik murni, lalu menjadi kolerik - melankolik...dan saat ini aku plegmatis. Entah bagaimana caranya, tapi itulah yang terjadi. Mungkin sudah terlalu sedikit kata yang ingin kuucapkan, atau karena dengan "hanya" memperhatikan sesuatu telah menjadi terlalu nikmat bagiku, atau telah begitu banyak hal yang tak ingin kukatakan pada dunia, atau.....atau...atau...atau memang karena semua nya. Aku ingat, dulu sekali ditengah panasnya pertengkaran dengan saudara, papa selalu mengingatkan "Belajarlah memahami sesuatu walaupun itu sulit..kalau memang itu ga bisa kamu terima, maka diam. Jangan biasakan dirimu mengatakan sesuatu atau terlibat dalam percakapan yang tidak berguna, paham ?", kira - kira seperti itu arti ucapan beliau yang paling kuingat. Dulu sekali, ditengah gejolak ego jiwa kekanak - kanakan ku, memang tidak bisa kupahami kata - kata beliau itu. Tapi entah mengapa, sekarang aku malah tergila - gila dengannya. Mungkin memang begitu banyak fakta hidup dan aturan yang tidak bisa kumengerti atau kuterima. Tapi itulah faktanya. Dan yang patut kulakukan adalah mencoba untuk diam, pasti masih begitu banyak hal diluar sana yang patut untuk dipikirkan.
Aku terbangun dari tidur. Pernahkah kamu tetap berpikir dalam tidurmu ? Entahlah bagaimana bisa terjadi, tapi inlah yang sedang terjadi padaku saat ini. Kulihat layar handphone, ternyata nadanyalah yang membangunkanku. "Apa kabar ? Gimana disana ? semoga sukses selalu. Aku kangen banget bandung, maaf aku ga bisa berbuat apa - apa". Dan aku hanya tertegun membaca pesan ini. Kawan, begitu lama kita tak bersua dan kau pun tak ijinkan aku untuk menghubungimu selama ini, hm..aku hanya bisa berdoa, mudah - mudahan Allah memberi kemudahan untuk hidupmu..seperti harapan yang pasti tetap kujaga untuk hidupku. Inilah aku, hanya manusia biasa, mencoba menantang kesulitan hidup dan menerimanya. Hei, Selamat datang Masa Depan !!!
0Awesome Comments!