Menyiapkan berkas untuk study abroad


“Saya tidak pernah mempertanyakan berapa tinggi gunungyang akan saya daki, 
akan tetapi bagaimana saya menaklukkan gunungtersebut.” 
Reinhold Messner

Tulisan ini dibuat,mengingat banyaknya pertanyaan seputar hal yang sama dari rekan-rekan yang jugaakan memulai proses pendaftaran untuk studyabroad: What should I do first? Where should Istart? etc.. Adasalah banyak hal yang perlu disiapkan sedini mungkin bagi rekan-rekan yangingin melanjutkan pendidikan abroad, tanpa perlu menunggu sudah lulus/belum,atau sedang ada beasiswa yang buka/tidak. Salah satu yang ingin saya share untuk perlu disiapkan adalah"berkas", kenapa? 

1.     Karenasecara umum pasti diperlukan untuk mendaftar, terutama sekali study abroad. So far, I never read any admission that does not mention thatdocuments in their requirement.
2.   You dont know what you will face tomorrow, ada banyak ceritarekan-rekan yang mendapat info kesempatan mendadak (full scholarship /student exchange, sort / summercourse, dll) dan menemukan dirinya ada didalam kualifikasi pendaftar,tapi sayang: tidak punya berkas-berkas yang diperlukan. 
3.    Merepotkanuntuk diselesaikan dalam satu waktu, yang sebenarnya bisa"dicicil" jauh-jauh hari and couldbe point of failure. Jugabisa jadi untuk mengurangi shock bahwa ternyata proses menyiapkan study abroad itu sendiri (pra), yang masih di negri sendiri,ternyata juga bisa cukup mahal dan ribet, karena tidak hanya sertifikasi bahasainggris, beli perlengkapan winter, dll  hal yang kecil-kecil dan murahkalau ditumpuk cukup untuk menguras tenaga, waktu dan financial untukdiselesaikan dalam satu waktu.
4.     Memberi kekuatan ketikamenemui kegagalan. Yang satu ini saya rasakan ketika pertama kali gagal. Atthat time it felt like the end of everything, then when i saw all of thosebunch of documents, I told to myself: "Look at these, I've run sofar, it does not have to end like this, right?!" So Iwoke up, and kept running.. and, I failed once more, indeed, I never got thatscholarship, but who cares, well... I dont care. At the end, it just feelsgood. Seperti kata Harun Ar-Rashid: "Iam not proud for the success that I did not plan. as Iam not regret the failure that occurs at the end of maximaleffort."

Pembahasan dibawahlebih saya fokuskan untuk proses persiapan untuk program international (bahasainggris), yang saya lihat generalrequirementnya hampir sama satu sama lain. Lebih lanjut, pada beberapa pointerdapat detail yang applicable untuklulusan ITTelkom, yang kebetulan merupaan almamater saya, sehingga saya bisashare, karena mengalami proses dengan background dariuniversitas tersebut. Secara umum, berkas dan proses-menyiapkan-berkasyang ingin saya share sebagaiberikut:
1. Menterjemahkanberkas-berkas dalam bahasa indonesia ke penerjemah tersumpah (sword translator), exp:
-       Akte kelahiran
-       Ijazah dan transcript SMA
-     Sertifikasi pelatihan, kepanitiaan,aktivitas asistensi, prestasi extrakulikuler, dll yang sekiranya memberikanmerit/berkorelasi untuk program yang dituju/kepribadian kita sendiri.
Saran saya, mulaimencari penerjemah tersumpah, yang murah, kalau bisa deliveryservice *berguna terutama untuk yang sedang bekerja dan tidak banyak waktuuntuk cabut dari kantor.

2. Menterjemahkanijazah (diploma, dan atau sarjana, master, etc) kalau sudah lulus. 
Ini berlaku bagilulusan ITTelkom, karena hingga tulisan ini dibuat, hanya transcript yang adaterjemahan bahasa inggris, sedangkan ijazah tidak ada versi bahasa inggrisnyaseperti di universitas lain. *CMIIW kalau sekarang sudahberubah. Di ITTelkom, ijazah harusditerjemahkan oleh Bag. Akademik (BAK), jadi jangan dianter ke penterjemah tersumpah, bayar puluhan ribu, ujug-ujug ke bandung, yah ternyataka. BAK ga mau tanda tangan*curcol* Prosesnya:
-       Mengajukan surat permohonan untukmenterjemahkan ijazah, ditujukan pada ka. BAK, nanti beliau menandantangani ijazah versi bahasa inggris ini,
-       Setelah keluar dokumen translasi ijazahtersebut, baru membuat copy daridokumen tersebut dan dilegalisir langsung di BAK.

3. Surat Rekomendasi(minimal 2), either dari dosen, pembimbing, bos, kolega, dll yang sekiranyabisa memberikan rekomendasi yang bonefit untuk aplikasi admission. Prosesnya:
-       PDKT,bisa dimulai dari ngobrol-ngobrol ringan dulu *terutama kalau belum terlalu dekat dengan beliau, jadi janganlangsung tembak*, lalu baru minta surat rekomendasi. Beberapa yang sayatemui, ada yang bahkan mintak kita yang "mengarang" indah sendirisurat rekomendasi ini, nanti beliau tinggal tanda tangan. 
-       Ajukan surat rekomendasi yang spesifiktapi juga general. Spesifik artinya, menggambarkan betul kapabilitas yangmenonjol selama bekerja/berhubungan dengan beliau, yang sekiranya berkorelasidengan pendidikan. General artinya, jangan terlalu spesifik untuk pendaftaranbeasiswa/program tertentu, jadi surat rekomendasinya bisa dipakai untuk yang lain-lain.Jadi strateginya, ajukan untuk membuat banyak (misal 20 lembar) untukditandatangani (bukan copy document), dan tidak mencantumkan informasi kapanberkas itu dibuat (tanggal).

4. Passpor
Yang satu ini sudahpasti diperlukan untuk study abroad diuniversitas dan negara manapun *jangan seperti saya, mengurus passpor-nya sudah mepet, hampir saja resident permit-nya (ijin tinggal) terancam telat -_- 
Untuk eropa, sudahrahasia umum, ketika mulai musim panas (june-august),banyak yang mengambil vacation, sehingga kantor-kantor, termasuk kantorpemerintah banyak yang kosong, dan ini malah bersamaan dengan peak seasonmengurus resident permit terutama student yang akan mengikuti tahun ajaran baru (august-september), sehingga terlambatmengurus passpor = terlambat mengurus resident permit = terlambat masuk kuliah

5. Memulai persiapandan sertifikasi bahasa inggris, either TOEFL atau IELTS. 
Mayoritasuniversitas-universitas didunia sudah menerima baik TOEFL atau IELTS, walau adabeberapa yang hanya menerima salah satunya, exp: Stanford hanya menerima TOELF.Secara umum, universitas UK dan Australia pasti menerima IELTS, sedangkanuniversitas di USA pasti menerima TOEFL. Sehingga, saran saya, jika adapreferensi negara atau bahkan universitas tertentu, ada baiknyamenggunakan pattern ini,dan me-research langsung requirement bahasa yang diminta.Beberapa saran saya untuk proses sertifikasi bahasa ini:
-       Set range waktu yang jelas, masapersiapan dan ujian. Mengapa? karena waktu kita terbatas, dengan perencanaanyang matang, maka persiapan akan lebih terarah.
-       Set target band score tinggi, misal 7.5atau 8 untuk IELTS (kesetaraan dengan sertifikasi lain bisa dilihat di sini), which isbiasanya standar minimum mendaftar di top world universities semacam harvard,oxford, stanford. Mengapa? well..There is nothing wrong on dreaming to fly to the moon, at least you will fallamong the cloud :>

6. Menyiapkan CV yanglayak dan meyakinkan. 
Dokumen ini tidakboleh terlalu panjang (more than 3-4 pages), tapi juga tidak boleh terlalupendek sehingga tidak memberi informasi yang cukup mengenai potensi dan trackrecord kita. Standard CV yang disarankan beberapa universitas di eropa bisa diunduh disini : http://europass.cedefop.europa.eu/europass/home/vernav/Europass+Documents/Europass+CV.csp
(exp. beberapaadmission board erasmus mundus mencantumkan ini di website mereka) Perhatikanjuga ketentuan maksimum panjang dokumen ini jika secara spesifik disampaikanoleh Admission board

7. 'Mengarang indah'Motivation Letter. 
Prosesnya: Mulailahmenggali potensi diri sendiri, dan mencari tau apa yang diharapkan darimelanjutkan study. Jadikan apa yang ada di dalam surat ini menjadi untukajang unjuk poin yang menurut kita benar2 perlu dipertimbangkan oleh admissionboard, karena itu kesempatan untuk kita menjual keunggulan kita. Menulismotivation letter ini prinsipnya hampir2 sama seperti membuat CV, perlu untukdimodifikasi dan dibaca ulang lagi sebelum dikirim, sehingga ia tampakspesifik, tidak global dan nge-gombal. Untuk memberikan ide apa saja yang kira-kira patutdituliskan di motivation letter, bisa meminta bantuan om Google (tentu tidakuntuk dicontoh mentah - mentah).

Selain poin-poindiatas, bisa jadi masih banyak berkas lain yang spesifik, either diminta oleh admission boardprogram study yang dituju, atau oleh pemberi beasiswa, contoh GRE, TPA, dll.Sehingga sangatpenting untuk me-research secararinci lagi, requirement administrasikandidat program study yang ingin dituju. Dalam arti kata, tulisan ini hanyamemberi gambaran awal untuk rekan-rekan yang baru memulai proses 'perjuangan'untuk study abroad, bukansebagai referensi utama apalagi satu-satunya.

Salam dariutara, 
Adek Aidi

Tulisan yang jugadi-sharing di group beasiswa ITTelkom