Hari ini, dibangunkan adik kos ku dengan Miss Call tak kurang dari 3 kali ditambah SMS bertuliskan : "Kak, Bangun...bantuin Vivin!!". Ya..kumulai hari ini dengan bergegas ke Sagita house, my lovely Home ini Bandung setelah sebelumnya predikat ini dipegang...apalagi klo bukan ASTRI STTTelkom...
Setelah mandi dan mencomot selembar roti yang 1 hari lagi pasti bakal basi klo ga segera dihabiskan, aku mencoba memahami lagi baris demi baris perintah yang masih banyak error nya itu. Sempat kesel bercampur marah, karena hal yang kusangka begitu mudah sebelumnya ternyata tak berjalan sesuai perkiraan ku. Akhirnya ku putuskan untuk mendinginkan kepala yang sudah agak panas ini, ke sekre ASTACALA...tempat utama ku untuk berekspresi saat ini.
Mengendalikan 90 % atas 10 % hal yang tak bisa kukendalikan, hari ini aku bertekad untuk tak akan di kendalikan oleh hanya masalah MOOD. "Tidak, tidak hari ini atau esok", tekadku saat berjalan ke Gd SC saat itu. Di Sekre, sempat aku mengobrol dengan kawan - kawan bantu Mas Emo mengasah Golok ASTACALA yang sungguh sudah ga tajam dan bahkan karatan (!!!!), aku sedikit menyesal, kenapa inisiatif ini ga sedari dulu ku kerjakan...padahal hanya masalah keinginan saja. Karena memang sudah seharusnya ku kerjakan !!
Akh, apa daya waktu berjalan tanpa belas kasihan, yang berlalu biarlah berlalu, apa yang salah jadikan perlajaran...memang tak ada yang sempurna. Kembali ke masalah ngobrol tadi, Sapi lalu dipanggil untuk "mengolah" beberapa kayu untuk dijadikan gagang golok yang sudah hilang. Lumayan melihat kemauan nya, walalupun hasilnya mungkin jauh dari bagus...(semangat pi !!!)
Tak terasa malam menjemput. Aku teringat kata yang ku ucapkan pada adik ku, "Tenang aja...program nya pasti jadi", dan kira - kira 24 jam mulai saat ini sudah waktunya Sidang Proyek Akhirnya."Busyet....!!!, harus kelar nih program anak orang....", pikirku saat itu sontak membuatku menarik gas motor beber F1ZR milik Om JQ yang dititipkan di sekre sejak keberangkatannnnya ke Jakarta beberapa hari yang lalu
Tak lama, setelah sedikit berbenah dan melepas lelah serta tentu bau matahari hari ini, kulanjutkan menghadapi baris coding itu lagi. Ah, seperti biasa yang mambuat ku selalu kembali setelah kekesalan ku menghadapi program....hanya kesalahan kecil terkadang begitu ingini membuat otak ini tak stabil dan sedikit frustasi. "Tapi, tidak hari ini..aku akan menang dan engkau akan segera running", kataku dalam hati pada komputer ini. Dan harapanku terjadi sudah, selesai juga program itu. Entahlah bagaimana penilai dosen pnguji nya esok, yang pasti aku bekerja semampuku dan seikhlas hati ini.
"Mudah - mudah besok engkau adik ku dimudahkah Allah dalam melewati Sidang Proyek AKhir mu. Apapun hasilnya, yakinilah proses itu jauh lebih berharga dari pada hasil nya. Semoga saat - saat ini yang akan mendewasakan mu dan melapangkan hatimu kelak, seperti harapan ku saat melintasi waktu ini dulu.Amien."
Kembali ke ruang kerja, malam ini setelah sejenak melepas bosan, kucoba membuka halaman yang dapat ku baca dengan bantuan teknologi internet kampus, blog. Tak seperti sebelumnya, ku coba membuka lembaran demi lembaran blog orang - orang yang pernah mengisi hari - hari ku, mentor - mentor, senior - senior di organisasi, asisten yang diantaranya sudah jadi dosenku, dan dosen ku yang menikah dengan asisten ku.... Bingung? tak perlu bingung, memang inilah hidup..indah, banyak lika - liku nya, karena Allah melakukan sesuatu dengan cara Nya.
Aku membaca salah satu blog dari senior sewaktu masih di ASTRI, melihat foto - foto nya. yang paling menarik adalah saat - saat ketika beliau di Jerman, bersama suami dan teman - teman. Saat ini beliau sedang mengambil S2 kelas internasional di salah satu perguruan tinggi di sana.
Kusadari, perlahan rasa kagum dan mimpi yang pernah menghinggapi dulu kembali terbayang, untuk bersekolah di Jerman, dengan beasiswa atau hasil usahaku sendiri. Jauh dari orang tua yang bangga dan penuh harap teriring doa.
Itulah kado terindah yang ku anggankan untuk papa. Entahlah apa yang beliau harapkan padaku, tak pernah ku tanyakan. yang kutau pasti setiap ayah tentulah ingin anaknya bahagia dan sukses dengan apa yang diusahakannya.
Aku mensyukuri hidup yang sudah kujalani dan saat ini yang membawaku kepada masa depan yang pasti sudah direncanakan oleh Allah.
Malam ini kubuka kembali pesan singkat papa, yang kuterima tak lama setelah gempa dan tsunami melanda bumi pesisi pantai Jawa 17 juli lalu : "papa khawatir, semoga adek baik - baik saja"
"Ya Allah, lindungi orang tua ku dari kemarahan Mu, ampuni atas dosa dan kekhilafan nya, serta berilah ia ke selamatan atas hidupnya saat ini ataupun sesudah nya. "
Al-Kahfi
Just in My Place july 19, 2006 - 1:21 AM