“Ah, I hope I have 25 hours a day!”
Kalimat ini kira – kira yang selama ini aku sering dengar atau baca dari status teman – teman, dan kadang harapkan diam – diam dalam hati, sebagai contoh saat sedang jungkir balik mengerjakan tugas akhir atau dikejar deadline. Dan tampaknya Tuhan mendengar harapan itu, karena hari ini, aku punya 25 jam. Yep, I’m not kidding or dreaming, it’s my other "first", it's my 25 hours a day. Tapi jangan over takjub dulu :D setidaknya biarkan aku coba jelaskan dari sisi logis, bagaimana ini bisa kudapatkan, well..ok, tidak hanya aku tepatnya, tapi juga juataan orang lain dibelahan dunia ini.
Ini bisa terjadi karena system Daylight saving time (DST) / summer time yang umum digunakan di negara – negara utara, termasuk swedia. Ide tentang DST pertama kali digagas oleh Benjamin Franklin, yang saat itu menjadi utusan amerika untuk prancis yang mengatakan, "Early to bed, and early to rise, makes a man healthy, wealthy and wise", sebagai saran untuk menghemat lilin dengan bangun lebih pagi dan memulai aktivitas. Tapi standar DST modern baru diajukan oleh seorang entomologist asal New Zealand bernama George Vernon Hudson, yang mengerti dan merasakan betul nilai dan perubahan rentang waktu gelap dan terang ini dalam pekerjaannya. Tahun 1895, Hudson mengajukan ini ini dalam papernya pada Wellington Philosophical Society untuk membuat two-hour daylight-saving shift. William Willett di Inggris juga diketahui mengajukan ide serupa tahun 1908 saat menyadari bagaimana masyarakat di kotanya, London, banyak menghabiskan waktu terang dengan tidur. Dan Willett ini baru dilegalkan dan menjadi standar di Inggris tahun 1915.
Ide DST sederhana, yaitu memajukan waktu 1 jam saat awal musim semi, ketika terang (day time) lebih panjang dari waktu gelap (night time), dan memundurkan 1 jam di awal musim dingin ketika gelap lebih panjang dari terang. Perubahan waktu ini biasanya dilakukan saat weekend menjelang tengah malam sehingga, selain tidak mengganggu jadwal pada hari – hari kerja, tentu juga tubuh yang menikmati waktu malam ekstra akan lebih fresh dan beradaptasi lebih baik menghadapi senin. Tahun ini, satu jam tambahan jatuh pada hari minggu, jam 1 malam, 31 oktober 2010 menjadi jam 13 malam dan akan dikoreksi kembali pada weekend terakhir pada bulan Maret tahun depannya ketika masa gelap berubah sedikit demi sedikit setiap harinya dan terang menjadi lebih panjang kembali.
Alasan untuk melakukan perubahan sementara ini antara lain untuk penghematan energi, sebagai contoh pada musim panas, dengan mempercepat waktu orang – orang akan bangun lebih pagi untuk memulai aktivitas dan lalu mematikan listrik yang tidak perlu (contoh lampu, karena terang dating lebih cepat dan panjang), berarti menghemat penggunaan listrik selama 1 jam. Ini penting, karena pada musim dingin, penggunaan listrik akan meningkat tajam karena gelap yang lebih lama. DST juga diyakin dapat meningkatkan perekenomian karena dengan adanya extra afternoon sunlight yang didukung dengan standar waktu, ini orang – orang akan punya waktu lebih panjang untuk berbelanja. DST juga diyakini memberi efek pada keselamatan lalu lintas, juga kesehatan karena waktu yang menjadi lebih panjang untuk dilewatkan untuk olah raga disore hari, seperti yang pernah dikatakan Winston Churchill "The opportunities for the pursuit of health and happiness among the millions of people who live in this country".
Namun, DST juga menjadi kontroversi dari awal ide ini diajukan hingga saat ini karena komplesxitasnya, contoh sederhana seperti keharusan untuk mengubah waktu secara manual, bayankan dengan masih banyaknya pengguna jam manual didunia ini, tentu aktivitas ini akan mengkonsumsi waktu orang – orang, juga gangguan untuk jadwal bisnis, meeting, billing system. Well..untungnya handphone dan komputerku sudah termasuk cukup cerdas mengubah waktunya sendiri sehingga terbebas dari ancaman terlambat kuliah pagi :p Bidang medis-pun ternyata tidak ketinggalan terkena dampak kerepotan, seperti peralatan medis yang juga harus merubah waktu yang bisa saja membahayakan pasien, dan juga ada pendapat yang mengatakan ide ini dapat saja mengganggu pola tidur dan ritme biologis, atau software developer yang harus memastikan atau mungkin merubah line code-nya untuk dapat bekerja sesuai DST, dan masih banyak lagi.
Well, terlepas dari plus minusnya, uhm.. mari kita nikmati waktu yang lebih panjang di minggu yang cerah ini!
Sumber :
0Awesome Comments!