Take Care


Pesanmu saat ini sudah kubaca. Isinya seperti sudah begitu kukenal artinya. Entahlah apakah aku salah atau tidak. Saat ini kuputuskan untuk tak membalasnya, mungkin aku ingin menulis. Mudah - mudahan model komunikasi ini cukup berkenan untukmu. Karena sejujurnya aku takut untuk membuka lagi pembicaraan kita dengan sejuta pesan itu. Entahlah bagimana kujelaskan ini, mungkin memang tak akan pernah bisa dijelaskan ya ? Hanya bisa terucap seperti ini. Jadi akhirnya kuputuskan saja untuk membuat tulisan ini, untukmu.

Hm, Ada apa denganmu saat ini ? Pertanyaan klasik ya. Mungkin sebenarnya tak pantas untuk ku tanyakan itu, karena memang seharusnya aku tak perlu tau apapun tentangmu. Entahlah. Hm, dulu aku pernah rasakan saat ngambek dengan tuhan juga. Waktu itu papa pindah tugas ke negri antah barantah, padahal saat ini ku sedang nikmati hidupku di tengah kota kecil yang dingin ini. Kota baruku itu juga kecil, panas dan -menurut hatiku yang tak kalah panas juga- tempat ini dipenuhi orang - orang udik.


Saat itu, aku sedang tergila - gila dengan kakak kelasku. Karena dialah, aku meniti karir di lapangan tenis dan studio musik. Hahah...waktu itu aku ingin jadi atlit tenis sekaligus pemain gitar bass yang handal hanya demi untuk bisa dekat dengannya. Dan sekarang, Tuhan membuat ku harus pindah ke negri di ujung dunia ini, yang membuat semua rencanaku berantakan dan otakku kacau.



Saat itu aku juga marah dengan orang tuaku, walau aku tau tak ada hal lain yang bisa diperbuat oleh seorang dosen pegawai negri dengan surat tugasnya. Jadi kuputuskan untuk ngambek dengan Tuhan saja. Aku tak menemui nya sekalipun dalam hari - hariku, membuat kamarku berantakan dan kotor melebihi gudang belakang.

Aku berlaku seperti berandalan di sekolah padahal semua guru di sekolah itu tau siapa orang tuaku dan reputasinya. Aku tak peduli. Lalu semua berubah saat bunda pulang setelah studinya selesai. rumah itu dipenuhi oleh sentuhannya. Dulu waktu bibi pembantu masuk dalam kamar ku dan membereskannya, aku akan ngamuk setengah mati.

Lalu saat itu, bunda sendiri yang membersihkannya disuatu sore saatku pulang dari rutinitas sekolah yang membosankan. Lalu aku menangis di tengah kamar itu saat membaca pesan singkatnya, berisi kalimat yang kutak ingat persis apa isinya. Namun didalam ia katakan untukku menjaga diriku.

.: Al-Kahfi :.

Ramuan Ajaib Getafix


Besar kemungkinan kita semua pernah membaca atau setidak nya mendengar kisah asterix dan obelix, jagoan dari negri Gaul...Tapi kisah yang akan saya ceritakan ini sudah pasti bukan tentang mereka, karena nti bisa gawat klo saya sampai digerebek disekre A dengan tuduhan melanggar hak paten....hehehehe

Singkat kata begini bung...waktu itu sempat ada pembicaraan antara saya, gejor n taka. Sebenarnya ini rapat internal badan diklat, tapi berhubung hal yang perlu untk dirapatkan sudah kelar semua sedangkan energi untuk bertukar pikiran masih banyak maka akhirnya kami membicarakan fenomena dilematis sistem kaderisasi kita...halaaahhh ribet banget yak, maksudnya : gimana metode terbaik menghasilkan A setangguh ewok, gepeng, kebo, kopet, momesh, dll tapi melalui format yang dapat menyesuaikan dengan ekonomi yang semakin wah, biaya kuliah yang semakin tinggi, masa studi yang makin pendek dan semakin-semakin lainnya...


"Hmm....hmm...jadi gimana coy sebaiknya nih?" celetuk salah seorang diantara kami..
"Hmm..Hmmm", terdengar dari sudut..
"kita harus berubah..sesuaikan dengan jaman, kebutuhan pasarnya udah beda"
"Hmm..Hmm..", siapa tuh?
"Ok lah, format pendidikan harus reformasi, di zip klo perlu...banyakin jalan - jalan yang terarah, ekspedisi..toh tanpa latihan, materi kelas n teori itu ga akan ada artinya....emang kita mo bikin anak orang harus hafal semua teori tapi kagak ada yang bisa dilakuin ?", nah lo....
"Gimana klo begini aja, pendas kan udah mulai di geser dikit - dikit nih paradigma nya....diklan harus menyesuaikan. kagak usah bikin diklan yang smp kelar berbulan - bulan....2 bulan aja cukup, tapi habis itu langsung banyakin kegiatan di luar..."
"Ok langsung di petakan aja.."

Dan dari sinilah berlanjut semua...
Di papan white board sekre segera digambar time line..mulai dari bulan agustus alias tahun ajaran baru..lalu diusulkan agar pendas pada bulan september saja. Tidak perlu lama - lama, materikelas + praktek lapangan digabung jadikan 4 - 7 hari, sudah cukup. Pastikan semua siswa dikenalkan materi dasar kepecinta-alaman, disamakan persepsinya tentang ASTACALA, difasilitasi untuk mengenal rekan seperjuangannya, dll. Tidak perlu muluk - muluk sampai mengerti bener peta - kompas segala....tidak perlu bantai - bantaian, klo masalah karakter tak akan mampu ASTACALA merubahnya dalam 3-5 tahun..karena karakter itu sudah terbentuk sejak 20 tahun hidupnya, jadi ASTACALA hanya mengarahkan untuk membina mental, bukan membentuk apalagi merubah karakter !!

Pendidikan Lanjut...selesaikan dalam 2 bulan = november - desember karena oktober masa UTS.
sama seperti pendas, di zip kan, jika perlu 2 bidang ilmu digabung waktu pelaksanaannya dalam 2-3 hari. Misal Fotografi & Jurnalistik, Gunung Hutan & SAR (ini udah pernah kita lakukan), Climbing dengan Caving, klo perlu langsung nyambung dengan Rafting.

Bagaimana dengan bobot materi ? Nah, untuk kasus pemberian materi / pendidikan cukup diberikan di kampus, bukan langsung sewaktu pendidikan lanjutnya. Sehingga bagi AM akan terasa tidak terlalu lama, kaku, dan sangat menuntut waktu. Ingat bung, ada TP di akhir minggu, itu masih jadi musuh nomor 1 kita...apa anak A menyusup jadi aslab semua, biar di hack tuh sistem lab nya and dibikin kagak ada TP-TPan lagi???huahahaha..ntar dulu deh, klo udah ada orang-orangnya baru bicara kayak gini...

Kita lanjutkan lagi, misal untuk kasus pendidikan lanjut Rock Climbing & Caving. Materi kelas bisa diberikan seminggu sebelumnyakan? bisa di sekre sambil lesehan and nyerut teh hangat...santai tapi tetap serius, AM ga tertekan and seneng dengan apa yang dia lakukan. Pemateri juga ga terbebani dengan mesti serius - serius banget...

Nah setelah itu, dalam 1-2 minggu jadwalkan latihan rutin di Wall atau Tower....bouldering, leading, rapelling dll untuk climbing dan SRT, riging untuk caving...bereskan?? yang belum memenuhi syarat latihan rutin belum boleh mengajukan untuk mengikuti pendidikan lanjut , jadi konsepnya : SIAPA YANG MAU BELAJAR YANG AKAN DIAJAR. Jum'at-Minggu langsung berangkat ke citatah, target nge-TOP tebing 48 atau 125 untuk climbing and masuk ke gua horizontal-vertikal untuk caving.

Trus ntar materinya ga dalam dungs? siapa bilang coy..lihat aja konsepnya, yang ga memenuhi target latihan pra pendidikan lanjut ga boleh ikut pendidikan lanjut..ini sama aja dengan konsep latihan fisik di pendas, tapi bedanya ini termasuk materi teori dan praktek. peserta / AM dikondisikan untuk mengikuti latihan rutin sesuai dengan jadwal yang dia bisa ikuti..toh wall climbing masih dibelakang SC ini, apa sulitnya? Dari pada semua diborong di lapangan, rugi waktu, rugi duit...dan ga menjamin AM langsung bisa....pada konsep lama, setelah pendidikan lanjut juga belum tentu ia akan mengulang materi ini kecuali mau maju sidang...bener kagak ??

Nah, tambahan perbedaan lagi di sistem ini adalah metode evaluasi nya. ini adalah bagian dari sidang AM. kita semua yang udah sidang pasti tau bahwa sidang itu terdiri dari 2 bagian : 1. materi 2. keorganisasian. singkat kata, semua diborong di akhir smp AM nya jadi bodoh klo ditanyain detail2 waktu sidang. Yang maju sidang, stress..yang lain ga maju, karena males kelamaan klo ga takut. 

Nah, di sistem ini diubah semua. Bagian 1 dilakukan setelah AM menyelesaikan tiap pendidikan lanjut, jadi ada sidang kecil setiap selesai pendidikan lanjut. Ini memang sudah kita lakukan tapi bedanya tidak ada follow up nya. Dengan sistem ini, klo perlu AM ditemani oleh 2-3 A ketika presentasi paska pendidikan lanjut. Ia dinilai dan dievaluasi kekurangan dan kelebihannya. Selanjutnya ini di tindak lanjuti oleh badan diklat, yang terus memonitor perkembangan AM ini setelah selesai diklan ttg penguasaanya atas materi tsb. Klo perlu, jika ia belum memenuhi syarat penguasaan minimum dari badik, maka belum boleh sidang. Nah, nanti di sidang ga perlu smp berhari - hari bahas materi lagi karena itu sudah dibahas ketika setelah pendidikan lanjut ...jadi langsung ke bagian 2 saja : keorganisasian....sok dah di evaluasi semua, loyalitas, solidaritas, dan tas..tas...lainnya. jadi waktu yang kita habiskan untuk sidang ga terlalu banyak n AM nya ga terlalu stress krn proses lain sudah dicicil jauh hari sebelumnya..

Perjalanan wajib..bisa dilakukan di akhir bulan januari - februari...sok dah mo pada jalan kemana...mo ke kalimantan, irian, sumatra...silahkan. Langsung bikin perjalanan AM itu yang bergengsi, ga cuma jalan ke gunung x tok..kagak ada hasilnya kecuali AM bisa me manage perjalanan sendiri. Menurut saya sungguh sayang momen seperti itu hanya untuk mencapai target itu saja, karena potensi SDM dan waktu yang sangat berharga ini bisa kita manfaatkan untuk membuat konsep perjalanan yang lebih bermakna..misal ada penelitian atau menambah referensi ASTACALA akan daerah baru..bukan gunung yang itu - itu saja..dari tahun ke tahun...sejak jaman gepeng masih pakai baju putih biru....upppsss...Boseeeenn coy..bener kagak??

Trus bulan maret sampai agustusnya lagi ngapain ?? Jalan - jalan lagi lah...ngapain nongkrong di sekre terus, tidur ga jelas... bikin ekspedisi gede sekalian.....ke cartens....ke tebing arau di payakumbuh....ke sini ...ke situ...waktu nya panjang, jadi memberi kita kesempatan untuk berkreasi n menyiapkan segala kebutuhanya. klo perlu cari sponsor yang gede..eiger, gubernur jabar sekalian, dll

semua itu bisa di manage lebih baik dengan sistem yang baik juga. karena sebenarnya begitu banyak waktu dan kesempatan untuk belajar. tanpa harus mengorbankan kuliah yang nota bene amanah utama dari orang tua.

Ingat lagi bung, sebelum kita meminta loyalitas buta dari AM.. Ingat lagi, klo kita semua pertama datang ke bandung...kuliah di STTTELEPON pasti bukan untuk masuk ASTACALA tapi untuk selesaikan pendidikan kita and menggapai hidup labih baik agar orang tua kita bahagia.

Busyet..ngomong apa lagi nih gw....ah udah ding..ntar dibilang banyak omong lagi...

Sekian saja dah paparan saya tentang pembicaraan kami dini hari itu... Omong - omong....saya ingatkan lagi klo ini sama sekali ga ada hubungannya sama ramuan getafix yang bisa bikin asterix kuat lho...apalagi ajaib... Ini cuma obrolan antara kawan yang pernah bersama menikmati hangatnya api unggun yang kami buat dengam menggigilnya tubuh yang kedinginan cieee...udah ah, jadi melankolik gini gw..ca caw..

ASTACALA !!!!!

EnamDuaKabutFajar
[hanya orang biasa yang masih belajar berpikir agar dapat hidup lebih baik]

[My Hope]


Aku berharap dapat menjadi orang yang punya
1. Tubuh sehat dan kuat (Qowiyyul jismi)
2. Akhlak solid (Matiinul khuluqi)
3. Pikiran intelek (Mutsaqqoful fikri)
4. Aqidah bersih (saliimul aqiidah)
5. Ibadah benar (Shohiihul ibaadah)
6. Bersungguh-sungguh (Mujaahadatun nafsi)
7. kekuatan menjaga dan memelihara lisan (Hifdzul lisaan)
8. Istiqomah dalam kebenaran (istiqoomatun filhaqqi)
9. Lemah lembut dan memaafkan (Latiifun wahubbul âl afwi)
10. Yakin dalam bertindak (Mutayaqqinun filâllahu amal)
11. Rendah hati (Tawadhu')
12. Pikiran positif dan membangun (Al-fikru wal-bina')
13. Siap menolong (Mutanaashirun lighoirihi)
14. Menundukkan pandangan dan memelihara kehormatan (Gaddhul bashor wahifdul hurumat)


Nanti Saja


+ Kesedihan, mengapa kamu terdiam saja disudut itu?
- Aku hanya ingin menyendiri..
+ Bolehkan kubawakan seorang teman untuk mu?
- Baiklah, tapi jangan saat ini..
+ Lalu kapan ?
- Nanti saja, kalau kegembiraan sudah datang menemaniku

[Al - Kahfi]
15 Desember 2006

Hanya Seperti itu


Cinta, apa kabarmu disana ?
Adakah telihat oleh mu bintang yang sedang kulihat saat ini?
Sinarnya...entah mengapa, begitu menyilaukan dari pada bulan.
Aneh bukan ?

Belahan Hati, sedang ada dirimu saat ini?
Mengapa tak juga kamu datang padaku ?
Begitu nyaman kah di tempat mu saat ini ?
Apakah kamu merasakan damai yang dulu kita cari itu?


Hidup, kapan kah kamu akan berakhir ?
Tinggalkanlah jiwaku dan semua kenangan yang sudah ada
Lalu jeputlah aku lagi katika kamu telah kembali kelak
Bawakan aku banyu yang menyejukan dahaga, tentang kerinduan padamu

Pertanyaan ini, mungkinkah akan terjawab semua ?
Kegalauan ini, kapan kah berakhirnya ?
Dan kegilisahan ku, mungkin kah terobati nanti?

Ada bangau putih terbang rendah di sawah ini.
Disana, di ujung pandanganku, dipeluk ufuk yang mulai menjadi merah.
Pasti begitu damai rasanya, ketika bisa mengajakmu turut serta duduk di pematang sawah ini.
Melihat langit yang kulihat ini dan berbagai warna yang ditemani oleh lembutnya sinar mentari sore

Pasti saat itu tak mampu kuberbicara padamu
Biarkanlah suara jangkrik dan gemerisik rumput ini saja yang bercerita
Tentang hidup yang ingin kulalui denganmu
Tentang kisah yang kuharap dapat dibagi denganmu

Mungkinkah rasa rindu bisa membunuh ?
Ah, itu hanya di sinetron saja bukan ?
Tapi jantungku berdetak kencang sekali saat mengingatmu

Temani aku disini, cinta
Hiruplah udara yang juga kuhirup saat ini
Lalu hapuslah semua resah ini
Kemarilah, karena langit sedang begitu indahnya

Dan kekasih jiwaku, bicaralah padaku
ceritakan tentang dongeng yang mengantarkan mimpi tentangmu
Basuhlah luka ini, sebelum ia membusuk dan membunuhku perlahan - lahan
Hapuslah kesedihanku dan nyanyikanlah dengan indah bait kegembiraan milikmu
Rauplah seluruh harapanku untuk memilikimu sekalipun itu tidak dihidup saat ini

[Al - Kahfi]
15 Desember 2006

# Tentang 'Mati'


Orang sering bertanya pada ku. Kenapa naik gunung? Kenapa memanjat tebing? Kenapa masuk gua? Kenapa berenang di sungai deras? Kenapa..kenapa..kenapa?

Mulanya tak bisa kujawab pertanyaan demi pertanyaan itu. Tapi akhirnya ku jawab juga. Kukatakan, "Mungkin karena hubungan yang tercipta antara tuhan, alam dan manusia yang mampu dijalin olehnya". Hmmm...Hmm..Hm...H...Halaaah.. Entahlah, jawaban seperti apa ini. Sungguh filosofis, tapi jujur saja ku akui itu adalah salah satu bualan terindah yang pernah kubuat. Jujur saja lagi kukatakan sekarang, sungguh menderita rasanya ketika berjalan ditengah kabut dan dingin hujan badai itu, sambil berjuang melawan rasa letih dan ngantuk yang mampu membunuh. Sungguh mengerikan rasanya menggantungkan nyawa pada sehelai tali tipis 10.5 mili, ditengah kasarnya tebing batu atau kegelapan dimensi ruang dalam di bawah kaki ini. Sungguh menyesakan dada, saat tubuh diputar gulungan air berjuta kubik dalam derasnya sungai tak berujung yang mampu menghantarkan setiap nafas pada akhir hembusan.


Jadi saat kamu tanyakan lagi, kenapa..kenapa..kenapa...lalu apa yang kira - kira kan kujawab ? Karena memang tak bisa kugambarkan padamu tentang damainya jiwaku karena hangat yang diberikan bara didepan api yang kubuat ditengah menggigilnya tubuh ini sore tadi. Padahal alam di luar sana sedang mengamuk dengan badai atau udara dingin menusuk tulang. Karena memang tak mungkin untuk membuatmu mengerti tentang makna waktu dan berharga nya keyakinan yang kurasakan sejenak tiba - tiba, ditengah kepanikan saat nyawaku bergantung pada keputusan beberapa detik lagi. Karena memang tak mampu ku ceritakan padamu, tentang mimpi seorang anak manusia yang hanya ingin hidup dengan harapan sederhana dan tanpa rasa takut. Saat ini, semua itulah yang mampu membawaku selalu mencoba mengerti tentang perjalanan hidupku, memahami dan menerimanya apa adanya.

Lihatlah siklus jiwa kita, ia hidup lalu mati lalu hidup lagi. Dan tadi malam, dalam sunyinya hutan dan ditemani hangat nya api ini, aku teringat dengan mati. Dan saat ini, tiba - tiba aku begitu merindukan mati. Bukan karena tak bersyukur atas nafas yang kuhirup lalu kuhembuskan sekarang, tapi karena itulah yang terindah dari apa yang mampu disuguhi kehidupan. Dan bukankan setelah itu aku akan hidup lagi? Karena kuingin matiku membawa harapan tentang kamu pada Sang Khalik dalam hidupku nanti.

Seperti yang Soe pernah katakan.., "Saya ingin merasakan kehidupan kasar dan keras ... diusap oleh angin dingin seperti pisau, atau berjalan memotong hutan dan mandi di sungai kecil ... orang-orang seperti kita ini tidak pantas mati di tempat tidur." Aku ingin tersenyum dalam matiku, seperti yang pernah kamu katakan untuk ku lakukan. Di tengah dingin badai yang memberikan sensasi rasa hangat dan damai. Kuharap, sebelum datang kantuk yang melelapkanku selamanya, masih ada sedikit ingatan tentang kamu melintasi pikiranku, diantara ucapan doa terakhir hati yang dijemput malaikat kematian.

Al-Kahfi
-Situ Lembang, 12 Desember 2006-


Mendekap Sejuknya Azan Subuh


Ku langkahkan kaki ke tempat ini. Sunyi dan dingin. Kesan sederhana yang sejenak kurasakan saat memasuki area ini. Aku tak tau apa artinya, yang jelas sore ini langit terasa begitu mendung. Kusadari kamu akan pergi untuk selamanya.

Saat ini begitu ramai dalam penglihatan mataku, tapi seperti yang sudah - sudah kurasakan aku begitu sendiri hanya dengan diriku. Seakan keramaian ini tak mampu menyentuh ku. Aku sendiri. Aku percepat langkahku ingin segera melihatmu. Sayang, saat itu pun kita masih terpisahkan, oleh kaca buram.


Masih bisa kulihat raut wajahmu. Tapi tak bisa kubaca apa yang ada dalam pikiran mu, saat jumlah nafas yang akan dihirup sudah dapat dihitung. Waktu terus berlalu, semua orang katakan salam perpisahan. Tapi seperti yang sudah - sudah, aku mematung dalam sudut yang lain. Aku tak bisa mendekati apalagi menyentuhmu, walau saat - saat untuk melihat mu lagi dalam alam nyataku sudah dapat ku hitung dalam beberapa tarikan nafas ku.

Aku terpana di sini. Tapi saat ini berbeda karena kamu menemukanku. Sungguh kutau begitu banyak kata tak terucapkan dalam tatapan terakhir kita. Aku tak dapat pahami itu selain kegalauan hati ku. Lalu kamu tuliskan sesuatu dalam selembar kertas yang kamu berikan padaku. Bahkan dalam saat terakhir melihatmupun, masih tak bisa ku bicara padamu. Tapi, kurasakan hatimu ucpkan berjuta kata yang tak akan pernah mampu kutuliskan atau bisikan dalam pikiranku. Jadi kuambil kertas itu dan hanya bisa terdiam menatap mu untuk terakhir kali. Lalu kamu hilang, pergi jauh meninggalkan ku dan dunia ini, selamanya.

Sejenak aku terpana ditempatku berdiri, mencoba pahami arti kepergian mu. Lalu kepanikan menerpaku. Perlahan kusadari dunia ini menjadi begitu tak kukenali sejenak setelah kepergian mu. Aku tak sanggub untuk kamu tinggalkan. Jika kita akan berpisah lagi, maka biarkan aku yang pergi untuk menunggumu. Tapi aku tak pernah mampu untuk kamu tinggalkan. Dan sekajab kegalauan yang menguasaiku memaksaku berlari tak tentu arah. Sekencangnya, kucoba langkahkan kaki ini kemanapun ia ingin dan berharap aku dapat kuasai diri ku kembali.

Masih didekap kegelisahan yang amat sangat itu, kubuka selembar pesan terakhirmu. Diantara coretan garis tintanya, kamu tuliskan "We'll meet again sooner". Dan aku semakin hilang, tak tau dimana lagi harus bersembunyi dari perasaan yang menhantam begitu keras ini.

Dan tersentak aku terbangun dari tidur, menyadari bahwa aku ada dalam kamar yang gelap. Seluruh tubuhku basah dalam keringat. Saat itu kudengar azan menyambut akhir mimpi burukku. Kusingkap selimut yang menjadi lembab oleh ketakutan dan aku meringkuk, mencoba tenangkan hati. Tanpa kusadari tubuhku gemetar dan aku menangis dalam kegelapan. Aku takut.

Terakhir kali aku bermimpi hingga seperti saat ini adalah mimpi tentang almarhum mama, dan saat itu masih ada papa yang segera datang untuk menenangkanku dan memberiku segelas air. Tap saat ini, aku sendiri. Dan mimpi ini menyambarku seperti petir. Aku ingat mati, aku ingat Sang Rabb. Aku tak takut dengan matiku, namun aku tak sanggup untuk kamu tinggalkan.

Dan ditengah tangis itu kulangkahkan kaki untuk membasahi mukaku dengan sucinya air wudhu. Dingin dan menyejukan, tapi masih tak dapat juga tubuhku berhenti gemetar. Dan aku menangis dalam sholatku. Masih mencoba tenangkan jiwa yang gelisah ini.

Karena kamu titipan Nya, dan diperkenankanNya kita bertemu diantara sekian juta tahun umur alam ini dan sekian ribu luas bumi ini. Lalu diperkenankanNya ku rasakan sesuatu tentang kamu yang tak akan mampu kugambarkan dalam hatiku. Dan diantara sekian banyak Rahma ini, kuminta Ia membuatku menyayangi mu karena Ia saja. Lalu aku memohon padaNya, agar memberiku kekuatan untuk ikhlaskan mu pergi kapanpun Ia inginkan.

[Al-Kahfi, 22 Nov 2006]

[ ............. ]


Mungkin tak ada yang perlu dituliskan lagi
Karena tak ada kata yang patut terucap
Dan wajahmu masih memenuhi ingatan ku

............. 

Coz i still in love with you


Al - Kahfi

On The Amazing Way


Hari ini aku sakit. Sebenarnya dari malam lalu. Diare, inilah salah satu musuh terbesarku. Sunguh tak nyaman. Beda nya sekarang sangat parah, aku muntah - muntah ga karuan dan pusing bukan main especially klo berdiri. Alhasil waktu muntah di kamar mandi sambil duduk !!!

Diantara berkunang nya mataku, kucoba untuk kabari papa. Bukan apa - apa, badan ku menggigil. Entah karena memang pagi ini sangat dingin atau memang tubuhku mulai panas. Ya, Allah...saat ini aku sungguh merintih kesakitan menerima cobaan mu.

Papa lalu memaksa supaya aku ke rumah sakit, karena beliau khawatir kalau - kalau tipus ku kambuh lagi. Alhasil, siang ini aku turun dari lembang ke bandung walau acara gathering ASTACALA yang kuikuti baru kelar besok.

Perjalanan pulang itu kunikmati dengan pandangan berkunang - kunang. Walau akhirnya berhasil menemui dokter, sampai saat ini tetap saja masih berkunang - kunang dan dari perutku terdengar bunyi kereta api...

Allahumma rabban naasi adzhibil ba'sa asyfi antasy syaafii laa syifaa'a illaa syifaa'uka syifaa'an laa yughaadiru saqaman. Imsahil ba'sa rabban naasi biyadikasy syifaa'u, laa aasyifa lahu illaa anta, as'alullaahal 'azhiima, rabbal ' arsyil 'azhiimi an-yasfiyaka.

Ya Allah Tuhan segala manusia, jauhkanlah penyakit itu dan sembuhkanlah ia. Engkaulah yang menyembuhkan,tak ada obat selain obat-Mu, obat yang tidak meninggalkan sakit lagi. Hilangkan lah penyakit itu, wahai Tuhan pengurus manusia. Hanya padamulah obat itu. Tak ada yang dapat menghilangkan penyakit selain Engkau, aku mohon kepada Allah yang Maha Agung, Tuhannya 'arasy yang agung, semoga Dia menyembuhkan anda. (HR. Bukhari dan Muslim)

Me..Five Years From Now


Hmm...apa yang akan kamu pikirkan tentang hidup mu beberapa tahun mendatang ? Mungkin kata yang terucap pertama : apa ya?

Hanya 5 menit yang lalu, aku baru saja selesaikan agenda ku untuk berdiskusi dengan calon pembimbing TA ku...awalnya kutanyakan salah satu topik yang ingin ku oprek dalam 2 semester ini, lalu dari dia mengusulkan topik lain yang memang lebih menarik dan jelas domain masalahnya.


Beberapa saat yang lalu itu aku duduk dan mendengarkan idenya..dan Hei , i like it !! I wanna do that n fight with that !! Ha...jadilah saat ini ku rasakan hawa optimis mendekap langkahku. Ciee, entahlah aku jadi begitu kolerik saat ini.. i will get what i wanna have !!

Saat ini, kuingin menulis tentang apa yang kupikirkan untuk terjadi pada hidupku 5 tahun mendatang. Mengapa harus angka 5 ? kenapa ga 10 ato 3 ato berapa pun ? entahlah, yang jelas angka 5 terlintas diotak ku saat ini. Jadi inilah yang akan kutulis.

Ok, lets we start..5 tahun lagi, kalau aku belum menemui Sang Khalik maka itu berarti aku berada di 16 November 2011. Wow...jauh banget ya..Jika saat itu ingatan ku mereview tahun - tahun sebelumnya, maka Insya Allah akan ada kenangan saat aku kuliah di jerman tahun 2008 - 2010 untuk program S2..Hahaha, long dream of mine..

Dulu, kakak dan aku sering berbagi cerita tentang target kami. Waktu itu kakak cerita dia ingin bisa ke Cairo karena begitu tertariknya dengan sejarah Mesir kuno...Terus terang aku juga memang tertarik dengan objek itu, tapi keinginan untuk mengecap gemerlap dunia pengetahuan teknologi tinggi membawaku ke Jerman. Terus terang, kisah heroik tentang Pak Habibie memang mengisi lamunan menjelang tidur masa kecil ku. Jadilah Jerman saat itu menjadi bagian dari mimpi yang ingin ku gapai.

Jika segala sesuatu sesuai rencana ditambah keberuntungan yang di berikan Sang Rahman, maka studi S1 ku selesai di penghujung Agustus tahun depan, tapatnya 2007. Jika semua ok, aku ikuti beberapa persiapan dulu di indonesia khususnya tentang bahasa jerman dan kebudayaannya, serta target perguruan tinggi. Insya Allah 2008 adalah tahun rahmat bagiku menginjakan kaki pertama kali di tanah Fuhrer pernah berkuasa.

Aku tak membayangkan hidup saat itu akan lebih indah dari saat ini. Aku tak ingin berharap untuk itu. Aku hanya berusaha untuk siapkan pikiran dan hatiku untuk menempuh saat - saat itu kelak, apapun kondisinya. Aku ingat, saat pertama menjadi sendiri di bandung papa pernah katakan 'Jangan menangis nak'. Sejak dulu, aku belajar untuk tidak mengeluh dengan kekurangan ku. Karena ku yakin saat itu nanti yang akan mendewasakan jiwaku kelak. Aku tak ingin mengeluh atau menjadi pengeluh.

Aku teringat, aku dan kakak pernah saling menceritakan target kami. Saat itu, kupikir itu hanya percakapan penuh hawa persaingan diantara 2 anak kembar. Tapi hari ini, kuingat saat itu sebagai celoteh tentang mimpi 2 jiwa yang pernah bersama di dalam rahim seorang mama. Dulu, kami pernah bercita - cita yang sama untuk menjadi duta besar. Kakak ingin jadi duta besar untuk Mesir, sedangkan aku duta besar untuk Jerman. Lalu kami berteriak dari kursi belakang mobil papa 'Pa, klo mo jadi duta besar mesti sekolah dimana ? '

Hahaha...Cerita ini dan segala yang telah berlalu bersamanya kan kuingat sebagai kenangan indah masa kecil yang akan selalu temani perjalanan hidupku. Cerita ini dan segala kepedihan yang menyertainya yang akan selalu membuatku bangkit dan kembali berlari mencoba meraih masa depan yang semakin dekat. Cerita ini yang pasti akan membuat ku selalu kembali percaya bahwa jarak antara mimpi dan kenyataan itu hanya sepanjang hembusan nafas keyakinan, yang akan terjadi seiring dengan Rahmat Allah.

Kembali ke cerita 5 tahun mendatang, 2010 aku selesaikan pendidikan S2. Kuingin negri itu menjadi bagian hidup ku. 2011, akan menjadi welcome home Minangkabau...Btw, hanya itu bayangan ku untuk hal ini. Yang kutau setiap langkah perjuangan itu ada maknanya. Karena arti seuah perjuangan itu bukan pada hasil nya.

Ya Allah, semua ini kuserahkan padamu 
seperti kuserahkan hidup mati serta duka gembiraku pada Mu.
Ampuni kesombongan dan kebodohan ku.
Dan hanya pada Mu sajalah jiwaku bersandar. Amien

Menunggu


Menunggu. Kata itu bagiku adalah salah satu musibah dalam hidup. Oleh karena nya, kucoba untuk hindarkan diriku dari kondisi ini dan juga coba untuk tidak membuat orang lain berada dalam kondisi ini juga karena diriku.

Menunggu. Bagiku menjadi suatu rentang waktu yang harus dilalui untuk terjadi atau datangnya sesuatu. Kadang kita menunggu karena kita dipaksa ada dalam kondisi tersebut, atau memang kita butuh untuk ada dalam kondisi itu. Lho? entahlah aku juga bingung. Yang jelas bagiku, menunggu adalah musibah.


Menunggu. Aku berusaha untuk hindarkan diri ku dari kondisi yang disebabakan oleh nya. Karena itu juga, ku selalu memabawa buku atau sekadar catatan kecil untuk mengisi waktu ku ketika ku sedang menunggu tadi. Kadang tidak segala sesuatu dapat kita atur. Aku percaya itu, karena itulah prinsip idealistik ku coba kuredam dengan pengertian ini.

Menunggu. Seperti saat ini, aku menunggu sebuah SMS dari seseorang, hanya jawaban "Ok, saya sudah disini..datang saja". Memang berbeda ceritanya ketika kita membutuhkan orang lain, dan dipaksa untuk mengikuti schedulle mereka. Syukurlah (??) beberapa bulan ini aku tak terlalu idealis dengan waktu. Memang sebenarnya ini tidak ideal, tapi entahlah aku coba untuk biarkan semua berjalan apa adanya.

Menunggu. Seperti masa ini, aku menunggu untuk sesuatu yang pasti tak akan datang kecuali kematian menjemput ku. Pernahkah kamu percaya dengan sesuatu yang tak mungkin terjadi dalam rentang perjalanan waktu? aku percaya..dan kupikir ini tidak termasuk dalam defenisi "menunggu". Karena, ketika kita bicara itu maka harus ada rentang waktu yang terlibat didalamnya. Tapi dalam permasalahanku, aku menunggu waktu itu tidak berjalan lagi.

Menunggu...WTF ?!?!?!?!