Jangan takut berjalan sendirian,
Ada aku turut menuntun jalan.
Saat hatimu di serang kesepian,
aku datang….
Redam badai lakukan dengan tenang.
Hujan ini akan engkau kalahkan.
Kalau hatimu percaya padaku,
Aku datang….
Kau jadi samudera aku langitnya.
Memeluk dunia kita berdua.
Menyelamatkanmu..
Though There’s so many tigers,
knights in shinning armour
Tetap di sampingmu..
From the former winter to another summer.
Aku datang… untukmu..
Jangan takut kehilangan pegangan,
ada aku berimu kekuatan.
Agar dirimu mampu untuk bertahan,
aku datang..
Redam badai lakukan dengan tenang.
Hujan ini akan engkau kalahkan.
Kalau hatimu percaya padaku,
aku datang….
If you are the ocean, then I’ll be the sea.
Forever we’ll make it, that’s where i’ll be.
If You are the ocean, then i’ll be the sea.
Memeluk dunia kita berdua,
that’s where i’ll be..
-Aku Datang Untukmu, Jikustik feat Lea –
Malam ini, kubuka lagi lembar ini, sambil mendengar lagu diatas. Tak tau mengapa, malam ini begitu ingin kumerasakan lagi nada dan bait puisi didalamnya. Entah untuk membangkitkan rasa yang dulu pernah ditemani lantunan nada nya atau karena teringat dengan seseorang yang pernah terkesan bai ini atau memang aku begitu ingin temukan lagi samudra untuk menemaniku memeluk dunia.
Entahlah..mungkin memang karena semuanya. Mungkin untuk mengingat saat ketika bekerja hingga dini hari menyelesaikan baris demi baris tulisan ku ditemani lagu ini, merindukan jiwa yang pergi dari hidupku dan mencari samudra yang mengering di bawah langitku.
Dan, hari ini semester baru telah dimulai. Ku jalani satu fase lagi dari beberapa bagian ruang perjuanganku menggapai mimpi. Kelalaian yang tak ingin kukuasai membuat pencapaian ku disaat yang lalu tak terlalu memuaskan. Ah, semua sudah terjadi.. berlalulah sudah. Saat ini kutatap masa depan setajam seperti yang seharusnya kulakukan.
Memang kuakui ada sedikit rasa tak percaya bahwa aku mampu melalui ini sesuai dengan yang seharusnya. Hampir saja kelalaian berikutnya menjebak hingga membuat aku tak mengambil pilihan yang seharusnya : “ambil TA 1 atau ga ?” pertanyaan yang selalu terngiang – ngiang di telingaku. Saat ini ada kesempatan menata kembali strategi perang untuk menghadapi semester 3 alias PRS. Sangat perlu bagiku untuk memikirkan ulang keputusan mengenai TA ini, karena terus terang sewaktu registrasi hal ini tak terlalu kupikirkan, “ Pokoknya asal registrasi dulu dah….” pikirku saat itu.
Jika dipandang dari sisi SKS, memang ia tak seberapa hanya 2 SKS. Tapi, justru disinilah gregetnya, karena hanya dengan 2 SKS ini bisa membuatku menunda masa di depan yang sudah kurencanakan dan membuat orang tuaku membayar 1 juta atau lebih lagi tahun mendatang. Karena jika tak diambil semester ini, maka sudah pasti baru tahun 2008 aku bisa wisuda. Itupun jika aku beruntung atau tak ada setan yang mampu merayuku untuk tidak main – main. Kesimpulannya, jiika tak diambil saat ini, maka sudah dipastikan aku tak akan lulus dalam 4 semester, waktu yang seharusnya bisa kucapai untuk lewati S1 Ekstensi ini.
Selama di jalan ke kampus hari ini, aku berpikir "Ada celah ga…ada cara ga ya Allah…? “ Sesampainya di sana, sedikit linglung mo ngapain, akhirnya ku tulis saja rangkaian baris jadwal kuliah yang ada semester ini, serta tak lupa membaca pesan mata kuliah yang dibatalkan untuk diadakan, dan benar saja karena waktu registrasi lalu aku sempat memasukan mata kuliah itu dalam daftar ku…hampir saja…huuufff. Di sela – sela kebingungan itu, masih sempat ku titipkan berkas lamaran untuk asisten di lab komputasi dan membaca baris recruitment for J2ME / J2EE programmer di perusahaan di Bandung…” Wah, coba ah..” pikirku saat itu.
Akhirnya, saat kembali ke ruang kerja siang itu, ku coba kalkulasi dan pikirkan ulang apa yang harus menjadi prioritas dan mana yang bisa ditolerir. Tak kupungkiri semester ini aku sungguh ngawur, tak terlalu fokus pada urusan akademik, sehingga wajar banyak pula hasil yang ngawur. Mengenai penyebabnya, tak akan kuberikan pada apapun. Karena semua yang telah terjadi atas waktu ku adalah didalam sadarku. Jadi ini bukan salah siapa – siapa, hanya masalah keputusan.
Setelah kuhitung – hitung dengan akal sehat, akhirnya kutemukan juga bug itu. mata kuliah yang kukira wajib padahal pilihan, dan mata kuliah yang kukira diadakan semester genap padahal ada di semester ganjil. “Pantas saja, untuk urusan 2 SKS ku amburadul tak karuan !!!” , pikirku saat itu. Dalam hati aku bersyukur juga, diberi petunjuk oleh Allah…Alhamdulliah ya Rabb…
Jadi, saat ini biar ku ungkapkan hasil penemuaku untuk ku realisasikan dalam 6 bulan ke depan :
No Kode Mata Kuliah SKS
1 CS4002 Tugas Akhir I dan Seminar 2
2 CS3204 Grafika dan Citra 4
3 SE3414 RPL Teknik Orientasi Objek 4
4 CS4593 Embedded System 3
5 CS4313 Sistem Informasi Lanjut 3
6 CS4633 Keamanan Sistem 3
TOTAL 19
Inilah medan perang ku semester ini. Dari sisi angka memang tak terlalu banyak, masih kurang 1 angka dari 20. Namun aku tak mau lagi menganggab remeh hal ini seperti kesalahan tolol waktu lalu. Sebab, jadwal kuliah yang sore hingga malam hari sungguh menuntut perencanaan waktu yang baik. Bagaimana tidak, jika tidak berkerja pada pagi – siang harinya, maka si pelaku (aku-red) cenderung untuk begadang hingga dini hari karena jet lag sehingga membuatku merasakan waktu untuk on line masih panjang, seperti sewaktu kuliah reguler dulu. Nah, ketika pelaku baru tertidur dini hari, maka bisa dipastikan ia akan cenderung menghabiskan waktu pagi nya dengan pekerjaan tak efektif contoh : tidur. Siangnya, jelas harus ada kontak sosial, maka di pastikan lagi pelaku akan menghabiskan waktu siangnya untuk bercengkrama dengan kawan – kawan atau melakukan hobi lain. Sore harinya, kuliah lagi dan seperti itu setiap hari. Jadi kapan belajarnya coy ?
Saat ini, kuputuskan untuk membuat strategi yang kondusif untuk medan perangku nanti. Ok begini rencananya, setiap hari dimulai dari jam 5 ditandai dengan sholat subuh, lalu dilanjutkan dengan baca buku ilmiah hingga jam 6. Tapi jika mata sangat mengantuk, diperbolehkan untuk tidur kembali, tapi INGAT jangan terlalu sering. Setelah itu, mandi biar lebih segar, bersihkan kamar and sarapan or baca koran. Jam 8 nya, habiskan waktu hingga siang dengan buku kuliah, diutamakan topik mata kuliah hari tersebut. Jam 11 hingga pukul 1, diperbolehkan untuk kontak sosial dan hobi : ASTACALA atau ngobrol dengan anak – anak atau baca buku fiksi atau lihat berita siang. Selesai sholat dan makan siang, langsung ke perpustakaan hingga jam 3 sore. Jika hari itu tak ada quis, dilanjutkan dengan tidur atau nyiram rumput atau apapun hingga waktu kuliah tiba : jam 5, Jika ada quis maka baca and belajar lagi. Sepulang kuliah, boleh nongkrong di ASTACALA lalu balik ke kos. Sebagai catatan : WAJIB TIDUR MINIMAL JAM 00.00 – 03.00.
Nah, yang mungkin sedikit susah adalah bagian ketika : Sepulang kuliah, boleh nogkrong di ASTACALA lalu balik ke kos. Karena dari pengalaman ku, setelah di sekre ASTACALA biasanya aku malas untuk kembali ke kos, karena alasan gelap lah, capek lah, dan masih banyak lah lah yang lain ditambah lagi fasilitas nge net gratis yang bisa kugunakan hingga subuh !! Sedangkan orang tuaku membayar cukup mahal agar aku bisa tinggal di tempat yang layak seperti di rumah ini, jadi harus ku manfaatkan dengan sebaik – baiknya. Jadi kucoba berkompromi dengan diriku : minimal 4 hari dalam 7 hari alias seminggu, adek harus tidur di Sagita House.
Anyway, itulah strategi perang yang tealh berhasil kususun. Tak taulah aku sedasyat apa lagi yang bisa terjadi di medan perang semester ini, yang jelas aku berserah diri pada Nya atas nafsuku, kebodohanku dan kelalaianku. Manusia hanya bisa berencana, Allah yang menentukan.
Kali ini, ijinkan aku mengutip kalimat sederhana dari seorang mentor yang sangat kukagumi : “ Manusia, adalah apa yang dipikirkannya. Jika anda adalah seorang yang berani dan jujur, dan itu yang anda pikirkan, tidak ada sesuatu pun yang bisa mengubahnya.” Soe Hok Gie – Zaman Peralihan
Ya Allah, mudahkan dan lapangkanlah jalanku, serta menangkan lah perjuanganku. Karena yang ingin ku gapai hanya ridho Mu, maka kuserahkan semua ini pada Mu. Amien
Bandung, 29 Agus 2006 – 00.27 AM
My Home, Sagita House
Al - Kahfi