Adalah kewajaran ketika segala bentuk kekecewaan atas hal - hal diatas menguap ke udara. Adalah kewajaran juga ketika segala bentuk pertanyaan atas fakta - fakta ini diucapkan oleh lisan.
Namun sebelum segala bentuk tuduhan terucap (ada yang nyolon g?? atau ada yang ngoleksi buku untuk dibawa ke kos ?? atau...atau..atau..), sudilah kiranya kita sedikit menganalisa atas sistem yang ada. Suatu contoh kasus saja untuk buku koleksi di perpustakaan misalnya, perlu kita sadari bahwa saat ini akses orang umum masuk ke sekretariat sangat luas dan banyak, tidak seperti dulu ketika yang dapat masuk ke sekre hanya anak - anak A'ers saja atau benar - benar yang sudah kenal dekat. Saat ini, semua orang bahkan yang ingin numpang cuci kaki hingga berwudlu bisa masuk sekre.
Ditambah lagi fakta buku – buku sekre ini setau saya terakhir didata setelah MUSANG (musyawarah anggota-red) hampir 2 tahun lalu atau seringnya oknum yang selesai membaca buku tidak mengembalikan ke tempat semula. Dari sini saja sudah dapat kita simpulkan bahwa banyak kemungkinan atas hilang atau tidak tampak nya buku koleksi perpustakaan kita. Ketika terucap kata bermakna "anak sekre yang membaca buku itu ke kos untuk jadi koleksi pribadi", saya pikir adalah sebuah tuduhan tak beralasan dan tanpa bukti yang dikemukakan oleh kekesalan tak jelas.
Atau ketika ketika keuntungan duit DU (Dana Usaha-red) tidak sesuai dengan hitungan diatas kertas. Juga bukanlah suatu solusi ketika kita dengan mudahnya melempar wacana adanya penggelapan uang oleh oknum tertentu baik dalam bentuk tidak bayar minuman atau mengambil uang di laci untuk bayar makan oleh oknum tersebut. Atau ketika rescooker nasi tidak tampak, maka segera saja ada wacana ada oknum sekre yang membawa ke kos (yang padahal setelah dicari lebih lanjut ditemukan di laci dalam dapur !!)
Tuduhan - tuduhan seperti ini -yang ketika terus diungkapkan- menurut saya hanya akan menimbulkan atmosfir ketidak nyamanan atau bahkan ketika terus berlanjut akan menyebabkan meluasnya fakta adanya iklim tidak percaya terhadap kawan - kawan di sekre.
Coba saja analisa, bagaimana rasanya klo lo tidur n nongkrong di sekre, ninggalin kamar kosan yang nyaman...trus tiba - tiba ada barang yang ga ketemu n lo dituduh ngambil...enak ga coy ??
Menjadi jelas bagi saya, ini tidak hanya masalah buku ga ketemu atau rescooker ga keliatan atau pisau dapur berkurang atau cangkul tak tampak saja, namun sudah menjadi masalah minimnya kredibilitas kepercayaan terhadap kawan - kawan yang saat ini nongkrong di sekre. Karena intinya bukan bagaimana memperbaiki sistem tapi siapa.
Entahlah apakah analisa saya terlalu sensitif saja, namun kecenderungan ini sudah saya rasakan beberapa bulan lalu dan terus terang mulai mengganggu. Coba saja kalau anda dituduh nyolong buku sama saudara sendiri ? rasanya ga enak bung !! Jika memang masih konsep persaudaraan yang dikembangkan di organisasi ini, saya pikir menjadi bijak bagi kita untuk merumuskan bersama bagaimana menciptakan sistem yang lebih sehat agar alat - alat sekre kita diatur penggunaannya, apakah pada “cara dan media penyimpanan nya” atau “mekanisme pemakaiaannya”. Sekali lagi bukan mencari tersangka untuk membebankan kekesalan yang timbul saja.
Salam
-EnamDuaKabutFajar-
NB:
Tulisan ini silahkan ditanggapi. Afwan jika tidak berkenan. viva ASTACALA
* Suatu bentuk kritik terhadap salah satu dinamika di ASTACALA. Tulisan ini tersedia di Forum Diskusi website www.astacala.org, Senin 14 Agustus 2006.
0Awesome Comments!