Kamuflase Transparansi : Sebuah Hadiah Untuk Mahasiswa 2005


Laili Aidi**
113058039

Selamat datang saya ucapkan pada kawan - kawan angkatan 2005. Mendapat kesempatan untuk datang dan menuntut ilmu di kampus telekomunikasi tentulah merupakan suatu kebanggaan tersendiri, setidak nya bagi orang tua kawan - kawan. Bisa dibayangkan bagaimana cerahnya wajah beliau ketika surat pemberitahuan dari pihak PMB (baca : Penerimaan mahasiswa baru ) STTTelkom mengatakan bahwa anak tercinta nya merupakan salah satu dari setidaknya 1000 -meminjam istilah pihak STTTElkom- putra-putri terpilih Tanah Air.

Mungkin ucapan selamat datang ini memang sedikit sudah basi. Tapi sudah lah, dari pada tidak sama sekali. Terlepas dari semua kebanggaan, kebahagian dan rasa gembira yang tak terkira…ada konsekwensi yang juga patut kita simak. Lihat saja di surat pemberitahuan yang kawan - kwan terima, disana terdapat angka yang - WOOOWW - fantastis juga. Yup..itulah dia yang disebut Uang Masuk STTTelkom. Wah.. ternyata tidak tangung - tangung, saat ini ijinkalah saya menyebutkan angka fantastis tersebut...masing - masing mahasiswa mendapat tagihan sebesar Rp. 10.000.0000,- untuk S1 dan Rp. 9.500.000,- per calon mahasiswa (coba hitung nol nya berapa??? dibeli in beras udah dapat berapa ya????). Biaya ini belum termasuk dengan sumbangan suka rela - yang bersifat wajib (aneh banget ga sehhhh....suka rela tapi WAJIB???) yang jumlah nya dimulai dari 1 hingga n Juta..... (artinya mau ga mau harus ngasih….coba bandingkan dengan 2002 yang dimulai dari 0 hingga n)


Namun aneh nya lagi....seiring dengan semakin tingginya biaya untuk bertahan di STTTelkom (baca : Biaya kuliah red) tdak menjadi jaminan semakin baik transparansi terhadap segala macam pembayaran tersebut - DI KAMPUS INI- lebih jauh lagi menyangkut perubahan yang signifikan baik dari pengembangan infrastruktur dan pelayanan akedemis.

Kenapa saya bisa mengambil kesimpulan tersebut?? baik lah kita simak....buka kembali surat panggilan yang kawan - kawan terima...nah disana terbaca, misal untuk S1 (untuk yang mengisi 1 di sumbangan suka rela sewaktu mendaftar Tes Masuk STTTelkom):
Uang semester : Rp. 4.000.0000,-
Uang : Rp. 6.000.000,-
Uang Sumbangan Suka rela : Rp. 1.000.000,-
Total Rp. 11.000.000,-

Nah...untuk item pertama tentulah kita sudah tau bahwa uang sebesar itu dibayarkan untuk biaya kuliah setiap semester yang bersifat flat. Dari ini saja, sudah akan menimbulkan banyak pertanyaan, misal apakah jumlah tersebut harus dibayarkan walaupun kita hanya mengambil 6 SKS (contoh untuk kawan - kawan yang tinggal mengambil TA) ?? Lebih lanjut lagi, sebenarnya berapa sih harga 1 SKS untuk angkatan 2005 di STTTelkom ???? kemudian BPP tahun ini berapa?? Uang sidang berapa ??? WAH….masih banyak daftar pertanyaan yang seharusnya sudah terjawab jauh hari sebelum nya…tapi….

Masih teringat segar di benak saya, bagaimana paniknya seorang kawan (jurusan TE) yang harus segera menyetorkan uang Rp. 1 juta rupiah ditambah Rp. 500 rb agar dapat mendaftar wisuda. Padahal untuk biaya wisuda hanya Rp. 500 rb, tapi pada detik – detik terakhir masa pendaftaran, pihak institusi baru memberi tahu bahwa uang sidang Rp. 1 juta harus dbayarkan bersamaan dengan wisuda. Padahal beberapa hari sebelumnya, pihak institusi mengatakan tidak ada pembayaran sidang….nah lo..

Kita lanjutkan lagi untuk item ke 2...sebenarnya Rp. 6 juta itu buat apa aja sih???kok ga ada rinciannya?? misal, untuk biaya perpustakaan berapa?? untuk biaya PDKT berapa?? untuk biaya Jas Almamater berapa?? untuk Orientasi Jurusan berapa?? untuk uang kemahasiswaan lain berapa?? kenapa mahasiswa TIDAK DI BERI TAU?? Nah berikutnya....ijinkalah saya berikan salah satu contoh kasus yang cukup aneh (baca : lucu...)

Suatu kala...sejumlah mahasiswa ekstensi STTTelkom bercakap - cakap ringan....begini isi percakapannya :
eh, kita kan ga ikut PDKT nih..padahal kita tuh pasti udah bayar PDKT. Klo ga mana mungkin rektorat bisa dapat duit 40juta buat ngadain PDKT??nah…klo 2002 kan bayarnya 250rb tuh (baca : 3 Tahun yang lalu coy...BBM dolar nya waktu itu berapa ya?? ), udah termasuk jas almamater, okehhh kita hitung aja harga jas itu 150rb berarti untuk PDKT 100rb per orang....nah tahun ini berapa ya??? Nah, klo saja misal kenaikan biaya kuliah 500rb pertahun kayaknya uang PDKT bisa jadi 200rb sekarang tuh....klo di kali mahasiswa ekstensi 2 kelas, 100 orang berarti udah 20.000.000 wuih........banyak yah???padahal kita kagak ikut PDKT...gimana klo duitnya buat ini.....itu...blaaa


Begitu lah sedikit dari percakapan antah berantah yang saya ikuti. Namun, sisi yang patut kita cermati justru lebih menarik lagi....bagaimana tidak, ketika ditanyakan pada Mister M (pejabat teras di Gd D -red) menyangkut masalah diatas, beliau menjawab bahwa uang PDKT itu dari yayasan (baca : YPT), dari sponsor (lhooooo…) , dan lain- lan. Ketika ditanyakan lebih jauh lagi “Apakah mahasiswa tidak membayar untuk itu?” beliau juga menjawab "bukan begitu..". Nah kalau begitu, berapa yang dibayarkan mahasiswa baru untuk pelaksanaan PDKT?? toh KBM sebagai pelaksana hanya menerima 40juta untuk itu...beliau tidak mau memberikan penjelasan lebih lanjut. Padahal sebagai pihak yang menjadi interface institusi dengan mahasiswa menyangkut kegiatan kemahasiswaan, beliau adalah orang yang seharusnya mempu memberikan penjelasan kepada mahasiswa apalagi masalah menyangkut TRANSPARANSI keuangan nya. tapi toh, tetap saja pembicaraan mengikuti stile birokrat...

Nah, hitung – hitungan kita diatas baru dari sisi transparansi nya saja. Ijinkalah saya untuk membuktikan pernyataan kedua yaitu menyangkut perubahan yang signifikan baik dari pengembangan infrastruktur dan pelayanan akedemis. Lihat saja, kondisi OHP yang sering rusak, dosen tidak datang tanpa kabar (coba saja kalau mahasiswa kompakan tidak datang…gimana tuh??), atau sulitnya untuk meminjam Infokus untuk kegiatan kemahasiswaan, jumlah bandwidth yang diturunkan menjadi 100 MB per bulan untuk setiap mahasiswa (katanya sih karena kebanyakan digunakan untuk buka situs porno..ups – tapi kan ga semua mahasiswa yang buka situs porno !!! tul ga ?????, kenapa tidak alamat nya saja yang di access denied ??? ya gak seh…), jadwal kuliah bentrok, bahkan untuk mendapatkan lembar KHS atau KSM pun masih juga harus membayar Rp. 1000 per lembarnya..ck ck ck

Dari gosip yang beredar, bahwa pihak STTTelkom akan terus menaikan Uang Kuliah hingga mencapai BEP (Break Even Point red). Bahkan kata Mr I yang juga pejabat teras di Gd D (dengan berseloroh red), Uang Kuliah bias mencapai Rp. 10 juta per semester…WOWWW. Hal ini –katanya- karena STTTelkom defisit milyaran rupiah untuk membiayai pengeluaran kampus yang demikian banyak nya (kacian deh lu..). Coba saja bandingkan uang kuliah persemester, dari angkatan angkatan 99 : sekitar Rp 1,3 juta; 2000 dan 2001 : sekitar Rp 1,6 juta, 2002 : Rp 2 - Rp. 2,5 juta flat, 2003 : Rp 2,5 – Rp. 3 juta flat, 2004 Rp 3 – Rp. 3,5 juta flat, dan sekarang 2005 : Rp 3,5 – Rp. 4 juta flat.

TAPIIIII…..bagaimana sih perhitungan bapak - bapak dan ibu – ibu yang membuat kebijakan ini, sehingga ada angka sedemikian rupa itu ?? Lihatlah kawan, dalam 3 sampai 4 tahun kedepan (ato ada yang kepengen lama – lama juga ga papa….red ) akan begitu seringnya kita menyerahkan uang kepada institusi sebagai bukti 'pengabdian' kita. Tidak hanya menyerahkan saja, tapi juga bagaimana uang yang kita serahkan tersebut tepat pada waktu yang telah ditentukan, walaupun mungkin orang tua kita berhutang banyak untuk itu. Tapi sampai saat ini tidak pernah ada keternagan institusi tentang aliran uang yang telah kita serahkan itu. Artinya kita hanya memenuhi kewajiban kita tapi bagaimana dengan hak untuk mengetahui aliran uang tersebut ????

Kawan – kawan, tulisan ini bukanlah sebagai bentuk profokasi atau apapun itu. Namun, ini adalah gambaran kenyataan yang ada di kehidupan kita, sekarang – saat ini juga. Sebagaimana nyatanya dengan fakta bahwa harga BBM di negeri ini lebih mahal dari harga beras atau bahwa sebagian besar manusia di negeri ini hidup di bawah garis kemiskinan dan anak – anaknya terancam busung lapar atau flu burung. Kawan – kawan, ini lah momentum anda untuk melihat dengan nyata kenyataan itu sendiri. Salam Mahasiswa !!!

* Dan seluruh mahasiswa di seluruh bumiku yang terancam penjajahan di tanah airnya sendiri
** hanya orang biasa yang baru belajar menulis